Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Pemimpin Negara yang Telat Gaul

Pemimpin negara yang rakyatnya sering cetak "trending topic" (akhirnya) punya akun twitter. "Artis-artis twitter" Indonesia harus menepi dulu, Pak @SBYudhoyono mau lewat. (ilustrasi: merdeka.com)

"Shortcut" Pemenuhan Keinginan

Masih saja ada orang yang ingin penuhi hasrat keinginan duniawi melalui cara instan lewat praktik perdukunan berbalut guru spiritual di negeri yang gila hi-tech/gadget seperti ini. (foto: Shutterstock)

Perhatian di Tiap Malam Jelang Akhir Pekan

Telah menjadi pusat perhatian pemirsa di tiap Jumat malam. X Factor Indonesia mencetak ulang konstruksi idola melalui ajang yang katanya bukan hanya "singing competition". (foto: dusunblog.com)

Kenapa Perlu Giat 'Bikin' Film?

Janganlah dahulu menanyakan "Bagaimana", tanpa terjawab sebelumnya, "Mengapa" atau "Kenapa perlu/harus". Lalu "What for?" "Emang dengan banyak orang bikin film, so what?". (ilustrasi: net)

Cari yang Cocok, Jangan Cuma Cuco'

Tidak mutlak nyatanya jika pria itu menyukai wanita dengan tubuh yang aduhai dan wajah yang cantik jelita. Ada hal lain pada diri wanita yang membuat pria tertarik. (foto: Reuters)

Senin, 23 Maret 2009

HIPNOSIS

Sebuah pesan di milis yang saya ikuti, saya baca dan saya perhatikan. Luar biasa. Karena cukup menginspirasi, saya coba bagikan di blog ini. Bersiaplah...

Bangun jembatan terlebih dulu,
baru menyebrangkan orang


Menurut dongeng kuno, pada mulanya manusia diberi kualitas dewa-dewa. Namun manusia sangat malas dan lebih banyak yang mengabaikan kemampuannya itu. Maka dewa-dewa sepakat untuk menyembunyikan keistimewaan yang mereka hadiahkan, sehingga manusia tidak lagi secara langsung memiliki, melainkan ada usaha untuk mendapatkannya.

Sebagian mengusulkan untuk menguburkannya dalam-dalam di tanah. Namun yang lain menyatakan itu terlalu mudah. Manusia bisa menggali, bahkan menambang. Usul lain mengatakan untuk membenamkannya di laut atau menyimpannya di puncak gunung. Itu pun tidak menyulitkan. Manusia bisa menyelam, dan pun sudah terbukti banyak orang yang sampai di puncak-puncak gunung.

Akhirnya dewa paling bijak memberi gagasan,

Rabu, 11 Maret 2009

Konsisten untuk Komitmen

Sulitkah berbuat sesuai dengan apa yang dikatakan? Bingung juga. Tidak mudah untuk mengakui hal itu. Asumsikan saja bahwa berbuat sesuai dengan apa yang dikatakan memang sulit. Saya sendiri menyadarinya. Konsisten adalah sebuah tantangan yang muncul dari diri sendiri untuk mewujudkan apa yang dikatakan atau ditekadkan dengan perbuatan/tindakan (kata Abd.Gifar).

Istilah 'tantangan' dipandang cocok oleh saya untuk mewakili makna konsisten. Tak berlebihan rasanya, mengingat bicara itu lebih mudah daripada berbuat. Tenaga atau energi yang dikeluarkan otot untuk bicara lebih kecil dibanding energi atau tenaga untuk bergerak karena otot yang terlibat lebih banyak. Bel tanda dimulainya duel antara "si ucapan" dan "si perbuatan", berbunyi saat "si ucapan" mulai berkoar menantang "si perbuatan" untuk membuktikan.

"Buktikan apa yang kau katakan!", nampaknya cocok dijadikan slogan bentuk konsisten yang saya maksud. Artinya banyak pembuktian yang menanti di balik setiap perbuatan. Pembuktian sebagai jawaban tantangan yang keluar dari diri sendiri.

Rabu, 04 Maret 2009

Mau Pacaran?

"Butuh sekadar komitmen," ungkap seorang teman saya. Sebuah pernyataan untuk suatu alasan kenapa ia ingin menjalin hubungan. Hubungan yang dimaksud olehnya yaitu hubungan yang lebih serius dengan sahabat dekatnya. Hubungan seriusnya itu ternyata adalah: pacaran.

Sahabat (wanita) teman saya itu menganggap teman saya hanya ingin sebagai seorang sahabat. Seseorang yang tetap memiliki ruang di hati. Begitu yang diutarakan teman saya menirukan pernyataan sahabatnya. Berkebalikannya dengan itu, teman saya ingin sebuah kejelasan status. Ia meyakini, antara ia dan sahabatnya itu telah mengenal lebih jauh satu sama lain. Belum dapat dilebihi oleh orang lain. Sampai-sampai, teman saya itu menganggap sahabat wanitanya itu sebagai jodohnya. Sedikit terkesan terburu-buru memang. Karena adanya stagnasi komunikasi, dua sahabat kental itu menjadi terpecah. Sementara ini (saat tulisan dipublikasikan), permusuhanlah yang dirasakan teman saya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More