Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Pemimpin Negara yang Telat Gaul

Pemimpin negara yang rakyatnya sering cetak "trending topic" (akhirnya) punya akun twitter. "Artis-artis twitter" Indonesia harus menepi dulu, Pak @SBYudhoyono mau lewat. (ilustrasi: merdeka.com)

"Shortcut" Pemenuhan Keinginan

Masih saja ada orang yang ingin penuhi hasrat keinginan duniawi melalui cara instan lewat praktik perdukunan berbalut guru spiritual di negeri yang gila hi-tech/gadget seperti ini. (foto: Shutterstock)

Perhatian di Tiap Malam Jelang Akhir Pekan

Telah menjadi pusat perhatian pemirsa di tiap Jumat malam. X Factor Indonesia mencetak ulang konstruksi idola melalui ajang yang katanya bukan hanya "singing competition". (foto: dusunblog.com)

Kenapa Perlu Giat 'Bikin' Film?

Janganlah dahulu menanyakan "Bagaimana", tanpa terjawab sebelumnya, "Mengapa" atau "Kenapa perlu/harus". Lalu "What for?" "Emang dengan banyak orang bikin film, so what?". (ilustrasi: net)

Cari yang Cocok, Jangan Cuma Cuco'

Tidak mutlak nyatanya jika pria itu menyukai wanita dengan tubuh yang aduhai dan wajah yang cantik jelita. Ada hal lain pada diri wanita yang membuat pria tertarik. (foto: Reuters)

Rabu, 01 Juli 2009

Oriented

Peluang terbuka lebar. Kesempatan ada di depan mata. Semuanya tinggal menunggu tindakan. Jangan salah, peluang ataupun kesempatan bias jadi juga merasakan bosan menungu seperti manusia, bila tindakan tak juga meraihnya. Artinya, anugerah itu akan lenyap dan lewat begitu saja.

Setidaknya ada lima opportunities yang mungkin melekat pada diri kita saat ini. Pertama, lapang sebelum sempit. Sekarang bisa jadi kita sedang bersantai karena luangnya waktu. Waktu berikutnya boleh jadi kita akan merasa terdesak karena sempitnya waktu. Waktu luang itu telah terbuang percuma dan waktu sempit yang dirasa hanya membawa derita.

Kedua, muda sebelum tua. Waw!
Ke mana perginya energi muda itu bila tidak dioptimalkan. Kita bisa melihat orang tua yang sudah tak seperkasa dulu, tak dapat melakukan banyak hal dibanding saat masih muda. Dayanya telah terbatas karena termakan usia.

Ketiga, kaya sebelum miskin. Saat kita memiliki harta, peluang untuk memberikan nilai tambah bagi diri dan orang lain lebih terbuka lebar. Apa saat ”berada” tersebut kita malah tak menambah nilai apa-apa bagi orang lain? Tibalah saatnya kita jatuh miskin, kemampuan kita untuk memberi menjadi kecil, sedangkan peluang untuk menjadikan diri tak berharga menjadi lebih besar.

Keempat, sehat sebelum sakit. Kita baru merasakan nikmatnya sehat saat kita tengah merasakan sakit. Apa yang bisa dilakukan oleh orang sakit? Sekiranya hanya merepotkan orang lain. Apa saat sehat pun malah sama-sama merepotkan orang lain?

Kelima, hidup sebelum mati. Salah satu hal yang tak ada di surga dan harus dirasakan dan dijalani Nabi Adam di dunia yaitu usaha, sebelum dia mati tentunya. Waktu untuk berusaha telah habis saat dunia yang penuh tipuan ini sudah tak dirasakan lagi. Setelah mati alias berpulang ke asal, kita hanya menuai hasil dan hanya ada penghakiman atas perjalanan hidup.

Peluang atau kesempatan itu ada di sini sekarang sedang dirasakan. Akan digunakan untuk apa hal yang berharga itu? Apa kita bisa mengulangnya? Tak mungkin dilewatkan, bukan? Orientasi. Apa orientasi kita dalam meraih peluang-kesempatan yang ada di depan mata itu? Money oriented? Have fun oriented? Atau hal-hal lain yang berorientasi pada dunia? Namun, saya, kamu, dia, siapa pun, semua yang hidup itu akan mati. Ingat? Dunia ini akan berakhir.

Hal ini tak berarti dunia tak boleh diraih, malahan sebaliknya. Dunia harus diraih agar kesadaran dan keyakinan bahwa kehidupan dunia ini takkan berlangsung selamanya, semakin meluas. Dunia harus diraih agar segala aspek kehidupan mengarahkan kita untuk mengoptimalkan peluang yang pasti akan lenyap dengan benar. Dunia harus diraih agar kita tidak diatur oleh pihak yang hanya menyia-nyiakan kesempatan dan pihak yang tidak sadar bahwa ia/mereka akan berakhir.

Cukuplah kita berorientasi pada yang takkan lenyap dan takkan berakhir, yang telah menganugerahkan peluang-kesempatan itu kepada kita. Bila kita menyia-nyiakan opportunities itu dan keliru dalam menentukan orientasi, kita hanya akan merasakan penyesalan yang menyedihkan dan menyakitkan, selamanya.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More