Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Pemimpin Negara yang Telat Gaul

Pemimpin negara yang rakyatnya sering cetak "trending topic" (akhirnya) punya akun twitter. "Artis-artis twitter" Indonesia harus menepi dulu, Pak @SBYudhoyono mau lewat. (ilustrasi: merdeka.com)

"Shortcut" Pemenuhan Keinginan

Masih saja ada orang yang ingin penuhi hasrat keinginan duniawi melalui cara instan lewat praktik perdukunan berbalut guru spiritual di negeri yang gila hi-tech/gadget seperti ini. (foto: Shutterstock)

Perhatian di Tiap Malam Jelang Akhir Pekan

Telah menjadi pusat perhatian pemirsa di tiap Jumat malam. X Factor Indonesia mencetak ulang konstruksi idola melalui ajang yang katanya bukan hanya "singing competition". (foto: dusunblog.com)

Kenapa Perlu Giat 'Bikin' Film?

Janganlah dahulu menanyakan "Bagaimana", tanpa terjawab sebelumnya, "Mengapa" atau "Kenapa perlu/harus". Lalu "What for?" "Emang dengan banyak orang bikin film, so what?". (ilustrasi: net)

Cari yang Cocok, Jangan Cuma Cuco'

Tidak mutlak nyatanya jika pria itu menyukai wanita dengan tubuh yang aduhai dan wajah yang cantik jelita. Ada hal lain pada diri wanita yang membuat pria tertarik. (foto: Reuters)

Senin, 30 November 2009

Pada Ngapain Pemuda?


Sebuah pesan masuk beberapa waktu yang lalu dari Forum Diskusi Pemuda Indonesia,

"hampir semua organisasi mahasiswa, ekternal kampus khusus nya, mengalami masalah yang sangat besar dalam hal pengkaderan...

sepertinya mahasiswa sangat apatis terhadap organisasi, hal ini terbukti dari anggota yang berniat menjadi organisasi. setiap tahun mahasiswa yang berminat masuk dalam organisasi semakin berkurang.

hal ini sangat mempengaruhi proses pengkaderan dalam organisasi, PMKRI, GMNI, GMKI, PMII, HMI, dll. mengalami hal yang sama setiap tahunnya.

apakah memang fenomena ini disebabkan oleh fokus mahasiswa yang ingin segera lulus kuliah karena ongkos kliah yang semakin besar???"



Mungkin tepat juga argumentasi dari persoalan yang diungkapkan di atas. Persoalan ini dirasakan oleh mahasiswa sendiri yang punya "awareness". Diungkapkan oleh salah seorang yang dapat dikatakan aktivis di kampusnya, Presiden BEM Psikologi UPI, Indra Wahyudin bahwa mahasiswa sekarang jauh dari interpretasinya terhadap mahasiswa saat bergelora reformasi dan saat terkenang sejarah bangsa. Pemuda khususnya mahasiswa sudah tidak pada posnya sebagai agent of change. Kemana mereka?

Soe Hok Gie pernah mengungkapkan sebuah pemisalan untuk mahasiswa. Dikatakan olehnya bahwa mahasiswa itu seperti pertapa yang turun gunung saat ada masalah dan mengharuskannya turun gunung. Rupanya pertapa itu kini sudah bernyaman-nyaman di gunung atau dapat dikatakan sudah merasakan comfort zone-nya. Di benaknya saat ini di kaki gunung sedang tidak ada masalah. Adapun pertapa-pertapa yang turun gunung pun itu tidak dilakukan secara masif. Hanya suatu riak-riak tanda tak dalam. Bentuk gerakan pun masih menggunakan paradigma lama yang masih merasa ada dalam belenggu penguasa.

Sekarang sudah beda. Mungkin itu juga alasannya agen-agen itu melempem. Sudah tidak ada lagi tekanan secara langsung kepada mahasiswa yang membuatnya berontak. Adapun soal biaya pendidikan yang dinilai tinggi itu masih dalam kerangka relativitas. Wong, yang bisa kuliahnya saja adalah orang-orang yang sudah dipastikan kaya atau berkecukupan.


Fenomena lain yang tertangkap sebagai salah satu "pemghuni gunung", persoalan berkutat soal asmara alias ketertarikan terhadap lawan jenis, atau orang-orang mereduksinya menjadi cinta. Mahasiswa itu kini sibuk dengan urusan percintaannya. Entah apa yang dicarinya. Walaupun memang ada banyak teori yang mengungkapkan bahwa manusia itu memiliki kebutuhan untuk berkasih sayang, persoalan itu menjadi lucu saja bila dijadikan satu-satunya persoalan yang ada di dalam kepala. Diakui, sensasi dari rasa itu sangat dalam hingga dapat memengaruhi jiwa dan raga. Namun, kemana larinya power dari pemuda atau mahasiswa yang terpendam itu. Akhirnya lapuk ditelan waktu dan mati seiring melemahnya fisik.

Bagaimana bila itu telah terjadi. Tenang saja. Generasi yang demikian itu akan membangkai dan hanyut bak kotoran yang dimakan ikan-ikan di kali. Akan ada generasi yang menggantikan. Itu janji Sang Pencipta. Apakah kita termasuk generasi yang tergantikan itu yang tidak meninggalkan jejak di muka bumi ini terkecuali batu nisan kita yang mungkin akan tergusur pula suatu saat kelak? Menyedihkan.


Masih sangat terbuka untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri dan kepedulian untuk mengatasi persoalan bangsa di tengah persoalan hati yang pasti akan terpecahkan dengan dikaruniakannya jodoh yang sudah dijanjikan oleh Sang Pencipta kepada ktia. Tak perlulah saat ini pikiran ini dipusingkan oleh persoalan yang sudah pasti dan tak perlu dipersoalkan lagi.

Pesan dari seorang inspirator yang rutin nongol di layar kaca, Mario Teguh memberi nasihat, "

Sadarilah bahwa semua yang bernilai nanti, dimulai dari yang bernilai sekarang.

sumber foto:
suarapembaruan.com
chip.co.id

asafortuneteller.com
gramediamatraman.files.wordpress.com

Minggu, 29 November 2009

Panah dan Petir




Hati tertusuk oleh anak panah lalu retak bak kilatan petir lalu tertusuk lagi dan retak lagi. Hmm...bukan tak percaya lagi akan perasaan yang ada di hati itu, pasangan hidup itu sudah ada dari sananya, ditentukan oleh Sang Pencipta sejak belum terlahir sekalipun. Nikmat rasanya meratapinya, apalagi bila menjalaninya, terlebih bila nafsu turut serta. Namun, kisah itu selalu tercegah. Ada saja alasannya. Tak pernah berlangsung. Hanya ada di hati.

Apa benar cinta itu ada di hati?

Tapi akal berpikir dan memori mengoreksi akan pengalaman yang sudah-sudah. Begitu menyenangkan saat menghinggapi lalu begitu sakit saat baru ingin dijalani. Kisah itu selalu tercegah. Ada saja alasannya. Bila cinta urusan hati, di mana akal sehat itu dan di mana nafsu bersemayam. Apakah itu murni cinta tulus dari hati atau hanya nafsu yang menggelora, menyeruak, memaksa, dan terasa begitu indah.
Akal mengangkat banding. Apa nafsu akan diperturutkan. Untuk pihak nafsu, segalanya telah sempurna, tanpa cela. Pikiran mengajukan kasasi. Apa ini, cinta atau nafsu?
Hahaha (tertawa kering)...sudahlah. Semuanya akan berlalu. Kisah itu selalu tercegah. Ada aja alasannya. Sang Pencipta seakan memberikan halangan-halangan untuk memulai kisah itu. Cukup hanya menghinggapi di awal tapi tak berkelanjutan.

Tertanam dalam hati yang berpikir, pasangan hidup telah ditentukan-Nya dan pasti itu yang terbaik. Yang harus dipastikan kita menjadi hamba yang terbaik pula di hadapan-Nya. Urusan cinta itu pun anugerah-Nya.
Nafsu harus selalu dipenjara walau kadang ia terlepas dari kawalan. Semoga hati ini tetap terjaga untuk selalu berpikir.

Tak perlulah ketertarikan itu menghanyutkan. Kalaulah dia belum tepat, kisah itu akan selalu tercegah dengan berbagai alasan.
Busur panah itu jangan terlalu mudah dilesatkan hingga anak panahnya tak tentu arah dan menusuk hati yang tidak tepat. Dengan adanya petir yang bisa meremukan hati seperti yang sudah terjadi dulu-dulu, itu hanya akan menguatkan hati untuk semakin berpikir.

Bolehlah otak dikatakan sebagai pusat saraf dan memori dan mengkodinasi seluruh tubuh, namun tetap hati adalah segala. Tempat jiwa bersemayam. Ia harus tahan akan tusukan anak panah dan petir yang kini begitu deras menerpa.


sumber foto:
panah:
ipincute.blogspot.com
hati:
funmunch.com
petir: belajarhidup.files.wodpress.com

Kamis, 19 November 2009

Hanya 3 Hal

Mudah-mudahan kata-kata ini bermanfaat :

3 Hal yg tidak pernah kembali: - Waktu - Perkataan - Pengalaman.

3 Hal yg menghancurkan: - Kemarahan - Kesombongan - Keserakahan.

3 Hal Tidak Boleh Hilang: - Kasih - Suka Cita - Damai sejahtera.

3 Hal Tidak Pernah Kekal - Harta - Jabatan - Cinta Manusia.

3 Hal Membuat Kita Berharga: - Komitment - Kerendahan Hati - Kejujuran

Terima kasih
Arief A. Soedjono '80

Jumat, 06 November 2009

Berani Mencatut. Yang Penting Berani. Memang Tahu Apa itu Berani?

Ini adalah sharing dari rekan yang tidak saya kenal pada milis yang saya ikuti. Begitu saja saya kutip isi milis tersebut. Saya berani melakukannya. Salahkah saya? Terlepas dari masalah itu, isi milis tersebut sangat berharga bagi semua orang. Saya ingin lebih banyak orang tahu apa isi milis tersebut. Saya berkeyakinan dan percaya orang yang menulis milis tersebut pun takkan keberatan bila tulisannya membawa manfaat bagi lebih banyak orang. Saya berani menduga hal itu dan pada akhirnya saya berani melakukan pengutipan ini. Nampaknya sudah cukup saya bercakap.


Berikut isi milisnya:

Apa yang dimaksud dengan keberanian dan bagaimana menggunakannya untuk kebaikan dan keberhasilan kita ?
• Keberanian adalah sesuatu yang kita miliki untuk : mengalahkan nafsu, kesombongan dan juga kemalasan. Contoh : dalam badai, anginnya dapat kita sebut sebagai keberanian sedangkan nafas kita itulah rasa percaya diri.

• Bukan hanya seorang pria sebagai kepala keluarga yang perlu memiliki keberanian , sebagai ibu rumah tangga-pun sangat diperlukan untuk dapat menjadi pribadi yang kuat karena perlu untuk memberangkatkan suami mencapai keberhasilan dan juga membawa anak-anaknya menjadi pribadi super yang membanggakan.

• Apa yang perlu dilakukan bila ada tawaran pekerjaan yang akan mendapatkan penghasilan besar tetapi diminta untuk melakukan yang tidak baik ? Ingatlah bahwa sering hal-hal yang tidak berkah itu digunakan menjadi penukar kasih sayang Tuhan . Bagi Pribadi yang kuat tidak akan menukar Tuhan dengan begitu murahnya.

• Bagaimana dengan orang yang punya masalah tetapi punya kecenderungan memelihara masalah itu ? Masalah is not a problem, masalah is a priority. Jadi segera selesaikan yang harus segera diselesaikan karena bila ditunda akan menimbulkan masalah yang lain. Masalah timbul karena : tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan dan melakukan yang seharusnya tidak kita lakukan. Dan setiap masalah ada solusinya. Buktinya adalah ada orang yang sudah pernah melalui masalah yang sama dan berhasil mengatasi, bahkan ada yang masalahnya lebih besar dari kita.

• Apa beda confidence dengan arogan ? Sombong adalah rasa percaya diri yang dilihat orang yang dibawah bila : yang diatas cara-caranya tidak baik dan yang dibawah hati dan pikirannya tidak baik. Tetapi bila yang dibawah hati dan pikirannya baik, yang diatas berlaku dengan cara-cara yang tidak baik, yang diatas-lah yang disebut sombong. Jadi kita diminta untuk : me-majukan kebaikan dan menasehatkan kebenaran akibatnya yang dibawah diangkat dan yang diatas dimuliakan.

• Bagaimana menjadikan ide yang kita sampaikan mudah diterima ? Apabila sebuah ide ditolak, sesungguhnya yang ditolak bukanlah idenya melainkan orangnya. Jadi diperlukan perbaikan dalam sikap dan cara-cara kita.

• Bangunlah rasa percaya diri dengan rasa hormat yang baik kepada diri sendiri dan yang menjadi pembunuh rasa percaya diri seringkali adalah diri sendiri. Pemenang yang sesungguhnya adalah yang berhasil menang melawan nafsu, rasa malu yang tidak perlu dan pikiran-pikiran yang negatif . Nilailah apa saja yang telah dilakukan kepada diri sendiri. Jadilah pribadi yang lebih damai yang mampu bersikap baik kepada diri sendiri dan juga orang-orang yang kita layani.

Terima kasih Mas
Bambang Gautama.

Kamis, 05 November 2009

Masa Depan KPK Dapat Ditebak (Balada Rumah Tikus Bag.1)


Sekitar dua tahun lalu, KPK mengadakan Training For Training atau diistilahkan TOT. Saya menangkap tujuan dari acara itu adalah untuk membentuk fondasi dalam pemberantasan korupsi yang pada lalu, masa kini, dan masa depan disebut sebagai persoalan bangsa yang besar. Maksud acara itu adalah upaya KPK untuk memberantas korupsi secara preventif, mengingat selama itu dan mungkin sampai sekarang upaya KPK untuk memberantas KPK masih nampak berkutat dengan tindakan represif berupa penangkapan pelaku tindak pidana korupsi. Disebut pada saat itu, satu koruptor mungkin dapat ditangkap tetapi tidak ada jaminan tidak akan terlahir koruptor-koruptor baru dengan keganasan yang lebih, ibarat mati satu tumbuh seribu.

Pada TOT itu,
mahasiswa dikumpulkan dan dipersiapkan untuk menjadi volunteer kampanye antikorupsi ke sekolah-sekolah. Salah satu bukti nyata dari kegiatan kampanye itu adalah adanya warung kejujuran di sekolah-sekolah yang sudah "dijambangi" tim dari mahasiswa yang telah di-TOT sebelumnya. Tentu respon dan spirit positif mengeruk dalam forum yang berlangsung satu hari itu. KPK mulai membentuk upaya yang sistemik dalam memberantas tindak pidana korupsi itu dengan mengajak keterlibatan seluruh masyarakat. Sepertinya ada sesuatu yang tidak ada dalam pikiran Komisi Pemberatasan Korupsi bentukan pemerintah ini.
Sebagaimana sempat diutaran dalam forum TOT itu, negara ini adalah sistem seperti halnya tubuh yang memiliki sistem yang kompleks. KPK hadir bak sel darah putih yang diproduksi oleh sistem tubuh untuk membunuh racun. Hal yang sepertinya tidak disadari KPK adalah racun bernama korupsi itu telah menyerang dan menyatu dengan sistem utamanya. Diketahui dalam ilmu biologi bahwa sel darah putih itu punya kemampuan untuk membunuh atau memusnahkan racun, makhluk miskroskopis, dan sistem tubuh sekalipun. Kita mungkin mengenal penyakit leukimia, sebagai penyakit yang diakibatkan karena kelebihan sel darah putih. Sistem utama tentu takkan semudah itu membiarkan adanya penggerogotan dari dalam. Sel darah putih sudah barang tentu akan dibatasi kekuatannya untuk mencegah hal itu terjadi.


Itulah hal yang dipertanyakan saat itu. Apakah sistem akan memberikan KPK keleluasaan penuh untuk beraksi . Wacana yang keluar saat itu adalah akan dan telah terasanya upaya pemandulan KPK dari sistem yang melahirkannya. Pikiran ini masih tersimpan dalam benak dan masih perlu dipertanyakan. Ternyata sekarang semuanya telah terbukti. KPK benar-benar sel darah putih yang sedang menggerogoti sistem ini. Sebagai sistem yang korup, tentu hal itu takkan dibiarkan sebelum memusnahkan sistem itu sendiri. Dua institusi besar di sistem negara ini turut serta melumpuhkannya. Hal ini telah ada di pikiran, sehingga saat pergelaran "Pemandulan KPK" masuk babak seru-serunya, itu bukan hal yang mengejutkan lagi.

KPK, kamu ada di rumah yang salah.

Rumah reyot itu telah penuh tikus yang merusak. Tikus-tikus itu dapat dibasmi tapi tentu tikus-tikus itu pun dapat berkembang biak lebih banyak lagi.

Bagaimana kita punya rumah yang nyawan? Butuh pikiran yang out of the box untuk menjawabnya.
Selamat berpikir.

Balada rumah tikus masih akan berlanjut.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More