Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Senin, 17 Oktober 2011

Kisah Si Pembawa Keledai

Ada sebuah cerita perumpaan yang sudah lama sekali saya pendam untuk dibagikan dengan Sahabat semua disini. 

Mengenai seekor keledai (dalam bahasa Jawa sering pula disebut : kuldi), yang dijadikan sebagai sarana transportasi karena di jaman dulu belum ada bis kota, atau kereta api, apalagi pesawat seperti saat sekarang ini. 

Jarak tempuh yang sangat jauh dari tempat tinggal di desa ke kota membuat seorang tua dan seorang anaknya menggunakan keledai sebagai sarana transportasi. 


Awalnya orang tua itu naik di atas punggung keledai, sementara anaknya berjalan kaki di samping keledai. Kemudian di tengah jalan bertemu dengan orang yang bilang, "Lihat, orang tua itu tega membiarkan anaknya berjalan kaki, sementara dia enak-enak duduk di atas keledai." 

Kemudian karena mendengar orang bilang demikian, si anak gantian naik di atas punggu keledai, dan ternyata orang lain pun berbicara, "Anak itu tidak menghormati orang tuanya, dia enak-enak dudu di atas keledai, sementara orang tuanya disuruh berjalan kaki." 


Lalu si anak turun dan bersama orang tuanya pun naik di atas keledai, dan orang-orang bergumam, "Lihatlah, tega sekali mereka bersama-sama duduk di atas keledai yang malang." Karena bingung dengan pendapat orang banyak, akhirnya mereka pun berjalan kaki sambil memegang tali kekang keledai. E...ternyata orang-orang masih ngrasani (membicarakannya), "Lihat, betapa bodohnya kedua orang itu, ada keledai tapi tidak digunakan." 

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More