Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Pemimpin Negara yang Telat Gaul

Pemimpin negara yang rakyatnya sering cetak "trending topic" (akhirnya) punya akun twitter. "Artis-artis twitter" Indonesia harus menepi dulu, Pak @SBYudhoyono mau lewat. (ilustrasi: merdeka.com)

"Shortcut" Pemenuhan Keinginan

Masih saja ada orang yang ingin penuhi hasrat keinginan duniawi melalui cara instan lewat praktik perdukunan berbalut guru spiritual di negeri yang gila hi-tech/gadget seperti ini. (foto: Shutterstock)

Perhatian di Tiap Malam Jelang Akhir Pekan

Telah menjadi pusat perhatian pemirsa di tiap Jumat malam. X Factor Indonesia mencetak ulang konstruksi idola melalui ajang yang katanya bukan hanya "singing competition". (foto: dusunblog.com)

Kenapa Perlu Giat 'Bikin' Film?

Janganlah dahulu menanyakan "Bagaimana", tanpa terjawab sebelumnya, "Mengapa" atau "Kenapa perlu/harus". Lalu "What for?" "Emang dengan banyak orang bikin film, so what?". (ilustrasi: net)

Cari yang Cocok, Jangan Cuma Cuco'

Tidak mutlak nyatanya jika pria itu menyukai wanita dengan tubuh yang aduhai dan wajah yang cantik jelita. Ada hal lain pada diri wanita yang membuat pria tertarik. (foto: Reuters)

Kamis, 28 Oktober 2010

Jadilah Seperti Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.

Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api. Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, “Apa yang kau lihat, nak?”

“Wortel, telur, dan kopi” jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.
Setelah itu, si anak bertanya, “Apa arti semua ini, Ayah?” Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.

Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.

Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.Semakin lama semakin harum tercium.

“Kamu termasuk yang mana?,” tanya ayahnya. “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?”

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu.

Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik.

oOo

Kehidupan sebenarnya sekolah kearifan.Persis dengan sekolah yang sebenarnya, ia juga menyimpan banyak PR (pekerjaan rumah). Setiap kali sebuah PR selesai pasti disusul dengan PR yang lain.

Ketika persoalan, tantangan atau godaan itu datang, itu berarti masa ulangan umum (ujian) menjelang kenaikan kelas atau kelulusan akan datang.

Betapa seringnya kita kehilangan kesempatan untuk naik kelas dalam kehidupan, dan betapa banyaknya PR yang kita tinggalkan.Karena kita tidak suka menghadapai masalah bahkan lari darinya

Yang terpenting sebenarnya bukan berapa banyak kita jatuh. Tapi seberapa banyak kita bangun. Karena keberhasilan ditentukan oleh seberapa banyak kita bangun, bukan seberapa banyak kita jatuh!

oOo

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah: 155-157)

sumber:http://www.anakteladan.org/?p=60

Rabu, 13 Oktober 2010

Asal-usul Ensiklopedia

Kita kembali ke tahun 1746, Prancis. Para penyusun "Encyclopédie ",
terutama Diderot, adalah pembawa semangat ilmu dan rasionalitas -- yg
sering bertabrakan dgn Gereja. Nopember 1750, 8000 lembar prospektus
disebar utk cari dukungan buat proyek besar ini. Penulis prospektus:
Diderot. Kata "encyclopédie" secara harfiah berarti "pengajaran" yang
dihimpun dlm sebuah lingkaran. Khususnya, pengajaran ilmu-ilmu. Dlm
prospektus disebut oleh Diderot: "Kata ensiklopedia menandai saling
hubungan antara ilmu-ilmu". Ilmu2 telah berkembang hebat, kata Diderot;
kebutuhan utk menyebarkannya mendesak. Ilmu yg tak dibagikan tak akan
berguna.

Maka "Encyclopédie" akan menyusun ringkasan ilmu dlm 8 jilid. Proyek
akan selesai dalam 2 tahun. Diimbau agar orang berlengganan. Sambutan
ternyata ramai, terutama dari kelas menengah atas. Ini penting: dunia
ilmu dan sastra bisa mandiri dr kelas aristokrasi. Dulu, karya sastra
d.l.l. dibeayai para bangsawan dan dipersembahkan kpd mereka. Proyek
"Encyclopédie" tidak lagi. Tanda perubahan. "Encyclopédie" juga menandai
perubahan lain. Orang tak lagi tenang berbantalkan "agama + hukum", tapi
mulai memilih rasio.

Jilid pertama "Encyclopédie" terbit 28 Juni 1751. Bentuknya tak sama dgn ensiklopedia yg kita kenal sekarang. Di dlm jilid pertama itu, tak ada
biografi & sejarah. Malah agak mirip kamus: menjelaskan istilah, sinonim
dan tatabahasa. Dlm jilid pertama itu ada esei D'Alembert. Ia dipilih
krn ia ilmuwan utama dan penulis prosa yg ulung - seorang agnostik yg
hati2. Ia hrs hati2 karena takut sensor dari pemuka agama. Ia tak bisa
berterus terang. Ia malah tulis bhw agama mengajarkan banyak hal. Tapi
kpd Voltaire ia kemudian menulis: "Waktu akan mengajar orang utk
membedakan apa yg kita pikirkan dari apa yg kita utarakan". Itu sebabnya
jilid I "Encyclopédie" tak menyerang agama. Maka kalangan Jesuit
menyambutnya hangat. Tapi masih ada yg curiga.

Seorang mantan uskup melapor ke Raja, bhw para penulis "Encyclopédie"
telah menipu sensor kerajaan. Raja Louis pun mengirim jilid I itu ke
Malesherbes, juru sensor kerajaan yg pangkatnya disebut "directeur de la
librarie". Malesherbes sendiri juru sensor yg lunak. Ia bahkan pernah
menulis buku ttg kemerdekaan pers. Pendapatnya mengejutkan. "Seorang yg
hanya membaca buku2 yg..terbit dgn izin pemerintah", tulisnya, "akan
nyaris tertinggal seabad dari orang2 semasanya". Maka "Encyclopédie"
jilid I selamat. Tapi hidup tak mudah bagi jilid2 berikutnya.

Dimulai dgn Jilid II, Januari 1752. Dlm jilid ini ada tulisan Jean
Martin Prades. Ia seorang rohaniawan muda yg tahun sebelumnya
menghebohkan Universitas Sorbonne. Prades memajukan sebuah tesis yg
menunjukkan kacaunya kronologi Alkitab dan memperkenalkan satu theologi
liberal. Tesisnya diterima. Prades dpt gelar doktor. Tapi para agamawan
di Parlemen Paris marah. Gelar hrs dicabut. Prades hrs ditangkap.
Universitas Sorbonne tak berani melawan. Gelar doktor bagi Prades
dicabut. Orangnya melarikan diri ke Prusia. Di bawah kekuasaan tokoh2
agama, kemerdekaan akademi dan kebebasan berpikir dan mengutarakan
pikiran dianggap berbahaya.

Maka ketika di jilid II "Encyclopédie" ada esei Prades, para pembesar
Gereja pun mengamuk. Uskup Agung Paris melarangnya. Diderot sendirti tak
ditangkap. Tapi semua bahan utk penerbitan berikutnya disita negara.
Juru Sensor yg baik, Malesherbes tak berdaya. Tapi ia bersama orang2
lain minta agar proyek "Encyclopédie" diijinkan kembali. Ijin diberikan.
Tapi Jilid III s/d VI terbit dgn sensor ketat. Tapi bisakah rasa ingin
tahu manusia dicegah oleh para wakil Tuhan?

Meskipun dihambat oleh yg berkuasa, "Encyclopédie" memperoleh lebih
banyak pelanggan. Sampai di atas 4000 orang. Bahkan para penyumbang
makin banyak. Termasuk Voltaire. Diderot sendiri menulis satu esei
penting ttg ensiklopedia utk Jilid VI. Diceritakannya kembali
susah-payah melanjutkan proyek ini. Dana cepak, para penulis hrs kerja
sampai sakit.

Tapi Jilid VII malah dapat serangan paling dahsyat. Dlm jilid ini, ada
tulisan Louis de Jaucourt yg mengecam keadaan Prancis. Ia gambarkan
Prancis sbg negeri yg dirundung kemiskinan petani, dan ketimpangan
sosial yg ekstrim. Tapi yg paling menyengat adalah rtulisan D'Alembert
yg membandingkan Geraja Katolik dan Protstan ala Calvin di Jenewa.

Syahdan, 5 Januari 1757 ada usaha pembunuhan atas Raja. Penguasa pun
memberlakukan lagi aturan lama yg sangat represif. Dlm peraturan ini,
para penerbit, penulis, dan penjual buku2 yg menyerang agama dan
kerajaan akan dihukum mati. Beberapa penulis ditangkap. D'Ambert
ketakutan, tak mau ikut bikin "Encyclopédie" lagi. Voltaire usul agar
proyek ini dihentikan. Diderot belum mau menyerah.

Tapi 23 Januari 1759, wakil raja memberi tahu Parlemen ttg adanya
"proyek yg akan menghancurkan agama". Tgl 8 Maret 1759, "Encyclopédie"
secara resmi dilarang. Agama dan moral dianggap akan rusak berat oleh
proyek pencerahan itu. Tapi orang spt Diderot tak menyerah, meskipun
sedih. Ia menyiapkan 9 jilid tambahan "Encyclopédie", hingga akhirnya ia
kecapekan.

Bagaimanapun, jauh sebelum ada Kul-Twit, ia tahu perlunya manusia
berbagi ilmu pengetahuan dan kegiatan berpikir bagi peradaban. Ia juga
saksi zaman baru, ketika agama tak bisa hilang dari hidup manusia - tapi
tak bisa lagi jadi satu2-nya jawab ttg kebenaran. (?)


oleh Goenawan Moehamad

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More