Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Pemimpin Negara yang Telat Gaul

Pemimpin negara yang rakyatnya sering cetak "trending topic" (akhirnya) punya akun twitter. "Artis-artis twitter" Indonesia harus menepi dulu, Pak @SBYudhoyono mau lewat. (ilustrasi: merdeka.com)

"Shortcut" Pemenuhan Keinginan

Masih saja ada orang yang ingin penuhi hasrat keinginan duniawi melalui cara instan lewat praktik perdukunan berbalut guru spiritual di negeri yang gila hi-tech/gadget seperti ini. (foto: Shutterstock)

Perhatian di Tiap Malam Jelang Akhir Pekan

Telah menjadi pusat perhatian pemirsa di tiap Jumat malam. X Factor Indonesia mencetak ulang konstruksi idola melalui ajang yang katanya bukan hanya "singing competition". (foto: dusunblog.com)

Kenapa Perlu Giat 'Bikin' Film?

Janganlah dahulu menanyakan "Bagaimana", tanpa terjawab sebelumnya, "Mengapa" atau "Kenapa perlu/harus". Lalu "What for?" "Emang dengan banyak orang bikin film, so what?". (ilustrasi: net)

Cari yang Cocok, Jangan Cuma Cuco'

Tidak mutlak nyatanya jika pria itu menyukai wanita dengan tubuh yang aduhai dan wajah yang cantik jelita. Ada hal lain pada diri wanita yang membuat pria tertarik. (foto: Reuters)

Minggu, 28 Desember 2008

Apa Artinya Legitimasi Kalender Baru

Tahun ini, tahun baru terjadi dua kali. Penanggalan berdasarkan matahari dan bulan itu mengalami penambahan angka tahun pada bulan yang sama dan tidak berselisih jauh. Sekarang menurut hitungan hijriah, sekarang sudah tanggal 1 (satu) di bulan dan tahun baru.

Sempat mengunjungi dua mesjid di dua waktu shalat, masing-masing ramai-ramai melantunkan Yasiin. Sebuah perayaan mungkin. Kenapa harus surat Yasiin yang sering dilantunkan. Hal itu masih menjadi perdebatan tetapi kurang penting.

Sebagai pembeda mungkin. Pada perayaan tahun baru Masehi, yang terdengar adalah suara tiupan terompet dan hitungan mundur menjelang berlakunya kalender baru di pukul 00.00. Hal itu sangat biasa dan terus terulang selama umur dikandung badan.

Pentingkah itu semua?

Kamis, 25 Desember 2008

Get Inspired (3) - Salut Dik

Tibalah saatnya kita pada bagian ketiga dari Get Inspired. pada bagian ini kita diajarkan sesuatu yang beda dan orisinal gaya Raditya Dika. Pastinya kan sangat bermanfaat. Tak bosan disebutkan bahwa sumber tulisan ini adalah majalah Bukune edisi 07 Tahun I, Mei 2007. Walaupun sumber tidak aktual alias jadul, dijamin, isinya masih berumur panjang dan tak lekang oleh waktu. Berikut wejangan Si kambing:

Gak banyak orang menduga bahwa mencari ide cerita yang unik bisa dilakukan dengan menguping. Ya, jadi penulis bukan berarti gak boleh menguping dong? Kadang, pembicaraan orang di telepon ketika kamu lagi nungguin bus bisa menjadi ide cerita yang potensial. Bayangkan ketika kamu nungguin bus dan ada orang yang curhat di telepon tentang pacarnya yang alkoholik. Selain bisa menjadi ide cerita, percakapan telepon tersebut bisa kamu gunakan sebagai gaya bicara orang yang natural untuk kamu masukkan di novel kamu nanti.

Ajarannya benar-benar beda kan? Apa kamu dah "mengamalkan" dua ajaran sebelumnya? Bisa dirasakan sendiri kan ajaran yang kali ini lebih mudah dari ajaran sebelumnya. Selamat mengaplikasikan.

Rabu, 17 Desember 2008

Awalnya Pribadi yang Tak Hanya Mengalir

Sulit Hidup hanya mengikuti arus. Tak tahu apa yang akan diraih. Hanyut . . .
Entah apa yang buat ingin curahat seperti ini. Biasanya, posting biasa aja sebagai Pembelajar, Jurnalis (ngakunya), Pengusaha, Penulis, dan Sineas (belum diterusin lagi). Sekarang ingin ada penambahan karakter selain dari karakter sebelumnya yang merepresentasikan "profesi" yang ingin dijalani kelak, yaitu dengan menambah karakter pribadi. Ingin ada penampungan curahan-curahan jiwa biar bisa lepaas. Layaknya raga yang butuh sekresi (pengeluaran) agar tidak mengalami pembusukan di dalam, jiwa pun perlu ada pelepasan. Tak muluk-muluk, pelepasan jiwa ini semoga tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri (layaknya sekresi), tapi juga yang membaca. Bila hidup tak membawa manfaat, apalah guna.
Kembali . . .
Apakah nyaman seseorang dengan mengatakan "ikuti aja seperti air mengalir"?

Sabtu, 13 Desember 2008

Terorisme Tanpa Batas

Terorisme belum menemukan kata tamat di dunia ini. Terakhir kali tragedi Mumbai menghiasi media massa. Isu terorisme kembali merebak. Dunia serasa bergoncang karena kasus tersebut berpotensi memicu pertikaian lama untuk bersemi kembali antara India dan Pakistan. Namun, kekhawatiran tersebut untungnya tidak terjadi. Kondisi tetap aman terkendali.
 
Terorisme kembali menjadi “pergunjingan” dunia. Setelah sebelumnya, kabar baik dari Indonesia telah menyebar ke seantero dunia bahwa terpidana kasus Bom Bali I telah dieksekusi mati. Sampai-sampai “petinggi” Al-Qaeda –kelompok teroris yang paling dicari Amerika- memuji apa yang telah dilakukan Amrozi cs. Namun, itu bukan pertanda perdamaian di atas muka bumi dapat tercipta.
 
Menarik untuk mengungkap apa sebenarnya motivasi di balik itu semua

Jumat, 12 Desember 2008

Demokrasi Ideal itu Sebagian dari Islam?

Demokrasi. Satu kata berjuta makna dan berjuta orang pula yang mengidamkannya. Terutama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudah banyak yang mengakui bahwa kita takkan mendapatkan pemahaman yang mendalam bila ditanya soal makna demokrasi. Karena, demokrasi tak hanya satu kata bersifat kognitif (hanya pengetahuan), tapi merupakan suatu afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) yang sudah semestinya berlaku.
Beberapa tokoh besar pernah mencoba untuk memahami makna demokrasi walaupun hanya terbatas secara filosofis. Seperti, Abraham Lincoln dengan memaknainya : dari, oleh, dan untuk rakyat. Atupun Joseph A. Schumpeter dengan mengartikan demokrasi itu berasal dari rakyat (will of the people), untuk mencapai kebaikan bersama (common goods). Dan mungkin masih banyak lagi tokoh yang memaknai demokrasi. Namun, kita tak butuh hanya sekedar makna. Atas dasar itulah Schumpeter “kembali” memaknai demokrasi walaupun kini tak secara filosofis, tetapi lebih sebagai prosedur. Ada juga Jurgen Hubermas, dengan demokrasi deliberatif-nya, atau Giddens dengan demokrasi dialogis. “Tak mau ketinggalan” S.P. Huntington dengan mengusung makna demokrasi sebagai suatu proses. Sekali lagi, pendalaman demokrasi belum menemukan perwujudannya secara benar dan jelas. Tak salah bila “adu gagasan” tadi yang dijadikan acuan, demokrasi ideal atau demokrasi yang benar seakan semakin utopis.

Selasa, 09 Desember 2008

Get Inspred! (2) - Siip Bing!

Apakah tips pertama untuk mencari inspirasi sudah dilakukan? Apakah kamu sudah maksain diri untuk nulis? Bila ternyata saat menatap Word di komputer itu malah jadi not responding, ide seakan buyar, kamu bisa coba tips lanjutannya ini. Berikut lanjutan dari “wejangan” Raditya Dika yang dimuat di majalah Bukune edisi 07 Tahun I, Mei 2007. Sekali lagi walau jadul, ilmunya masih relevan hingga kapan pun.

Kalau kamu tahu apa yang kamu mau tulis, kemungkinan untuk mentok ide bakalan jarang. Maka, usahakan jangan langsung menulis di Word dulu, tapi buatlah outline untuk novel kamu dari depan sampai belakang. Dengan adanya outline, kamu bisa memfokuskan diri untuk menstruktur tulisan kamu lalu mencari ide sepotong-sepotong sebelum akhirnya menulis cerita secara keseluruhan. Tentukan dulu point of attack, klimaks, dan sub-plot sebelum kamu mulai menghajar halaman kosong itu.

Oke juga kan tipsnya? Kita bisa praktikan “wejangan” dari Raditya Dika ini. Nantikan “wejangan-wejangan” berikutnya.

Senin, 08 Desember 2008

Spirit yang Membawa Keabadian: Keteladanan Ibrahim

Berawal dari kenangan

Terkenang ingatan masa lalu, penulis saat berusia kanak-kanak sering melihat tontonan anak-anak berjudul Dragon Ball. Film itu menceritakan kisah Son Goku cs. mencari dan menjaga bola naga yang dapat mengabulkan segala permintaan. Para tokoh antagonis (jahat) dalam serial kartun tersebut ingin mendapatkan bola naga yang berjumlah tujuh butir itu untuk memperoleh kekuasaan dan keabadian.
Son Goku cs. harus berdarah-darah memepertahankan dunia dan bola naga agar tetap aman. Darah tak pernah kering dari tubuhnya. Musuh seakan tak ada habis-habisnya. Son Goku bahkan mesti bolak-balik dunia-akhirat karena “sering” mati dan akhirnya dihidupkan lagi oleh tujuh bola naga. Ternyata, malah Son Goku yang merasakan keabadian itu. Lucu memang, tapi itulah ceritanya.
Cerita anak-anak kita cukupkan sekian. Kita sekarang telah dewasa dan ada di dunia nyata. Tak ada bola naga dan tak ada makhluk asing yang akan merusak dunia. Di bumi ini hanya ada kita, manusia serta benda-benda lain (makhluk hidup atau mati) di antara langit dan bumi ini.Cerita-cerita dari kartun anak-anak yang mengisahkan adanya invasi dari luar angkasa seperti serial Dragon Ball itu jauh dari kenyataan. Yang menjadi musuh di antara satu dan yang lainnya adalah manusia sendiri. Yang menumpahkan darah dan melakukan perusakan adalah “tangan-tangan” manusia.
Sedikit persamaan dengan cerita anak tersebut adalah para pencari kekuasaan dan keabadian tidak dapat dikatakan tidak ada. Bila kita coba perhatikan,

Minggu, 07 Desember 2008

Kolonialisme Tiada Matinya: Sebuah Analisis Film "The New Rulers of The World "


Pendahuluan
Sejak kita mengenal sejarah, penindasan berupa penjajahan itu sudah biasa kita kenal. Dulu, penjajahan itu terjadi antarbangsa atau antarkerajaan. Suatu bangsa atau kerajaan melakukan ekspansi ke berbagai belahan dunia untuk membentuk suatu kekuatan. Dengan kekuatan itu, bangsa atau kerajaan ingin mendominasi dan mengendalikan dunia. Tak dapat disangkal, keinginan seperti itu tentu saja tidak hanya berasal dari satu bangsa atau kerajaan. Mereka bersaing hingga berperang untuk mewujudkan visi masing-masing bangsa atau kerajaan. Manusia tentu akan melakukan segala cara untuk mempertahankan dirinya, bila berkaiatan dengan suatu bangsa maka yang dipertahankan adalah eksistensi bangsanya.

Dengan adanya persaingan tersebut, bangsa atau kerajaan yang tidak ikut dalam persaingan tersebut menjadi bagian sumber dari kekuatan bangsa yang berekspansi. Bangsa yang tidak “main dalam permainan” tersebut hanya sebatas menjadi tempat eksploitasi. Ada sebuah kecenderungan, bangsa yang sebenarnya memiliki potensi alam yang luar biasa itu tidak ada keinginan untuk ikut bersaing. Mereka pada akhirnya menjadi boneka bangsa yang memiliki cita-cita besar menguasai dunia.

Tipu muslihat adalah salah satu cara yang efektif untuk menguasai bangsa yang lain, selain dengan cara berperang. Para bangsa pengekspansi tersebut, dapat kita selidiki, ternyata memiliki cara yang halus untuk menaklukkan bangsa lain. Mereka tidak serta merta mengekspansi dengan cara berperang. Mereka akan menghabiskan banyak modal bila jalan yang ditempuh selalu dengan peperangan. Peperangan yang terjadi itu melibatkan antarbangsa yang bersaing.

Minggu, 30 November 2008

Get Inspired! (1) -Thank's Dika

Cari ide memang susah-susah gampang. Kadang bila sudah mandek, stres bisa menghinggapi, dan pada ijungnya kita tak dapat berkarya sama sekali. Hanya karena tidak ada inspirasi. Berikut tulisannya Raditya Dika di majalah Bukune edisi Mei 2007 (walaupun jadul, gagasannya tidak basi) yang mampu memberi kita inspirasi bagaimana mendapat inspirasi.

Pertanyaan yang diberikan novelis Ratih Kumala terhadap orang yang ingin menulis novel ialah, "Bisakah kamu menulis hingga titik terakhir?". Namun, justru hal yang nggak kalah susah adalah menjawab pertanyaan, "Bisakah kamu memulai menulis?"

Yup banyak orang yang ingin menulis novel. Tetapi ketika membuka microsoft words dan siap-siap mengetik pada keyboard, eh malah terkena white paper syndrome: ga bisa nulis apa-apa, ide ga keluar sama sekali padahal kepala terasa penuh. Lima jam kemudian, malah jedotin kepala ke tembok karena stress. Gimana sih cara untuk mengalahkan susahnya mencari inspirasi?

Sabtu, 29 November 2008

Organisasi itu Pilihan

Pendahuluan
Beberapa organisasi telah saya geluti sejak dari Sekolah Dasar. Saat SD itu, organisasi yang diikuti yaitu Pramuka, Dokter Kecil, dan beberapa kegiatan olahraga. Menginjak SMP intensitas pun tidak berkurang, malah bertambah. Pramuka, Paskibra, dan OSIS menjadi tempat bersenggama dalam menyalurkan hasrat berserikat ini. Masa putih-abu pun tak dilewatkan tanpa organisasi. Saat itu saya terlibat aktif dalam Dewan Keluarga Mesjid, dan Majelis Permusyawaratan Kelas. 

Tak berhenti sampai di sana, saat sekarang menyandang predikat kaum intelektual, kegiatan organisasi menjadi rutinitas yang mewarnai hari-hari. Organisasi yang saat ini dijalani yaitu Cinematography Club Fikom Unpad, Lembaga Pengkajian dan Pengabdian Masyarakat Demokratis (LPPMD) Unpad, Kempo Unpad, dan Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa Bandung (KKMB). Entah dapat “kutukan” apa, saya tak pernah lepas dari kegiatan organisasi Ada kenikmatan tersendiri dari kegiatan berorganisasi.


Minggu, 07 September 2008

D. Impelementasi Kegiatan Usaha (Lanjutan)

  • Pemasaran
- Tentukan target pasar kita (kalangan atas, menengah, dan target penjualan dalam volume/Rp)
- Gunakan taktik marketing mix -4P+P (price, product, promotion, place, +people)
* Price flexible, jangan merusak harga pasar!
* Product, tentukan level kualitas produk/jasa yang akan dijual
* Promotion, via koran, brosur, internet, dll (depend situation)
* Place/Distribution, menggunakan tenaga sales aktif maupun sales counter
* People, khusus jasa diperlukan pekerja yang spesialis dibidangnya
  • Keuangan
- Modal: bagi hasil, negoisasi pembayaran kepada suplier, pinjaman personal/bank, investor
- Keuntungan yang didapat sebaiknya diinvestasikan lagi
- Pembayaran cash diutamakan, kredit diberikan kepada customer yang sangat dipercaya
- Penerapan margin yang flexible dengan memperhitungkan arus kas masuk dan keluar
  • Operasi
- Berikan jasa/barang dengan kualitas terbaik di kelas/harga-nya (High, Medium, Low)
- Azas efektif dan efisien
- Cari resouces (barang/jasa) yang termurah tanpa mengorbankan spesifikasi (beli bahan dari
pabrik atau distributor besar bila memungkinkan)
- Gunakan proses (produksi/layanan) yang paling efektif dan efisien)
- Gunakan keunggulan produk perusahaan untuk mendapat keuntungan lebih

Senin, 25 Agustus 2008

C. Strategi Perusahaan dalam Bersaing (Lanjutan)

  • Strategi Differensiasi - Melakukan kegiatan usaha / memberikan layanan jasa / menjual barang yang berbeda dengan competitor
Contoh :
Jasa Teknologi Informasi dengan menggunakan teknologi berbasis seluniar
Kontraktor bangunan bertingkat membangun gedung dengan ketinggian minimal 10 lantai
Penjual masakan Padang dengan suasana yang cozy / ala cafe

  • Strategi Low Cost - Memberikan harga yang kompetitif di level kualitas tertentu
Contoh :
Toko baju menjual baju dengan harga yang kompetitif karena mempunyai resources baju, tempat yang strategis, dan sewanya sangat murah

Minggu, 03 Agustus 2008

B. Tentukan Tujuan Perusahaan (Lanjutan)

  • Meraih keuntungan sebesar Rp x milyar
  • Meraih omset Rp y milyar
  • Meningkatkan omset sebesar xx % per tahun
  • Meraih pangsa pasar sebesar z %

Minggu, 27 Juli 2008

A. Lingkungan Bisnis (Lanjutan)

Mendefinisikan bisnis yang dijalankan, semakin detail semakin bagus (What, Why, Who, How, Where, When) berikut tingkat persaingannya. Contoh :
Sebuah Perusahaan Konsultan Jasa Informasi Teknologi, didirikan karena adanya kebutuhan software yang customize dan terus berkembang. Pemilik/pengelola adalah orang yang berpengalaman. Order proyek didapat dari lemparan konsultan besar serta dari jaringan alumni, teman, sales aktif untuk mendapatkan proyek dari swasta dan pemerintah. Workshopnya di kota Bandung dengan pasar utama Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Pada umumnya proyek mulai turun pada bulan Maret s.d. Agustus dengan waktu pengerjaan sekitar 1-6 bulan tergantung dari jenis proyeknya.
Tingkat persaingan di industri ini sangat ketat dengan competitor dari seluruh Indonesia. masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan skala bisnis (kecil, sedang, dan besar) dan keahlian spesifik (IT programer, developer, animasi, dll) yang dimiliki.

Kamis, 29 Mei 2008

Kamu Laki-Laki atau Perempuan? Kok Sama?!


“Pa!….Papa!….Mama nggak kuat.”
“Ayo Ma!….Tahan!….Tahan!”
“Ayo Bu!..Tarik!..Buang!..Tarik!..Buang!”
“Yang kuat, Ma!….”
“Sedikit lagi, Bu….”.
Percakapan apa itu? Apakah Anda bingung? Atau malah sebenarnya Anda sudah tahu kegiatan apa yang sedang terjadi. Untuk meluruskannya, inilah kelanjutan ceritanya.
“Huu..huu..arrgh…”
“Iya….Akhirnya Bu, anak Ibu lahir.”
“Syukurlah, Ma!….Bayinya laki-laki atau perempuan, Dok?”
“Bayinya laki-laki…Wah, gantengnya!”
“Eyak..eyak..eyak….”.
Itulah pengalaman pribadi saat saya keluar dari perut ibu dan secara tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi. Apakah Anda mempercayainya atau tidak?

Senin, 05 Mei 2008

Angkot Lambang Ketidakdisiplinan

Sudahkah anda naik angkot hari ini? Angkot memang tidak dapat dilepaskan dari mobilitas orang Indonesia saat ini. Hasil tinjauan sederhana di beberapa daerah menunjukkan bahwa angkot memang “nggak ada matinya”. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat masih banyak yang tidak memiliki kendaraan pribadi. Namun, terkadang orang yang punya kendaraan pun masih tidak sungkan untuk berpergian menggunakan angkot bila jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Oleh karena itu, kita tidak dapat “menutup mata” akan keberadaan angkot saat ini.

Angkot itu memang seakan dewa penolong. Orang yang tidak memiliki kendaraan pribadi tetapi memiliki mobilitas tinggi akan menyetujui pernyataan tersebut. Ongkosnya yang relatif murah dan jangkauan yang luas dengan beraneka jurusan, membuat ongkot semakin dekat di hati. Apalagi, bila kita terlambat dengan berbagai alasannya, kita tetap takkan sulit menemukannya karena begitu banyaknya.

Sebenarnya itulah titik balik yang membuat angkot menjadi “sosok” pembuat masalah. Jumlahnya yang tidak terkendali seakan menjadi boomerang. Keberadaannya sangat dijengkelkan oleh orang. Tentu saja bukan oleh pemakai jasa tersebut melainkan oleh orang yang tidak ada di dalamnya, pengguna jalan yang lain. Sehingga, jalanan tak pernah sepi dari klakson kendaraan. “Dewa penolong itu hanya dipuja oleh pengikutnya.”

Beberapa yang dapat disebutkan menjadi faktor yang menyebabkan keberadaan angkot menjadi “pembuat masalah” di jalanan. Itulah hal-hal yang tidak lepas dari angkot. Pertama, yang sangat jelas tentu saja supir. Bagaimana keadaan supir saat ini? Semua orang dapat menebak, mungkin SIM yang dimilikinya adalah hasil “nembak”. Sehingga, tak aneh dia sering ugal-ugalan di jalan. Dengan keterampilan minim pun, seorang supir tetap membawa angkot karena desakan kebutuhan hidupnya. Yang muncul di jalanan adalah pengguna jalan yang money oriented, yang tidak memerhatikan keselamatan dirinya apalagi keselamatan pengguna jalan yang lainnya.

Kedua, isi dari angkot tersebut yaitu penumpang. Penumpang tidak dapat lepas dari “dakwaan” karena merekalah yang menggunakan jasa tersebut. Karena terbukti saat di jalan, supir menuduh penumpanglah yang bersalah, dengan “kiri” sembarangan. Padahal sebenarnya, keduanya mempraktekan hal yang serupa, tidak pada tempatnya.

Ketiga, inilah yang punya kuasa yang sebenarnya dituntut mampu untuk mengendalikan keberadaan angkot, yaitu pemerintah. Sebagai pemegang kebijakan, nampak sekali tak ada kebijakan yang mengatur keberadaan khususnya mengenai quantitas angkot. Entah lupa atau salah, mereka sedang memicu bom waktu.

Sebenarnya masih banyak hal-hal yang belum terungkap di belakang layer angkot tersebut. Namun, dari ketiga factor tersebut pun kita dapat menganalisis bahwa ada sesuatu di balik “nyebelinnya” angkot di jalan. Supir yang tidak tahu aturan, seenaknya, tidak pada tempatnya; begitu pula dengan penumpang yang tidak pada tempatnya, selalu ingin sesuatu yang segera meskipun dia sendiri tidak segera; dan juga aparatur atau pihak berwenang yang bertindak hanya bila telah menjadi masalah besar, terlihat ada penundaan di sana. Ada benang merah yang menyatukan semuanya, yaitu ketidakdisiplinan.

Angkot hanya sebatas lambang konkret yang terus terpojokkan, sedangkan masalah sebernya yang ada di belakangnya menjadi luput dari perhatiana semua orang. Sekali lagi masalah itu adalah, ketidakdisiplinan. Kalupun misalnya angkot “dipunahkan” dari jalanan, akan tetap ada lambang-lambang lain yang akan menggantikannya selama ketidakdisiplinan tersebut tidak dibenahi. Bukan hanya pemerintah, melainkan seluruh pihak yang yang selalu “mengukur jalanan”, harus melakukan perombakan sikap. Karena Ketidakdisiplinan itu idetik dengan keterpurukan. Maukah kita terpuruk hanya karena angkot?

Minggu, 04 Mei 2008

Menulis

TIGA GRUP MANUSIA
  1. Mereka yang TERKESIMA dengan apa yang terjadi
  2. Mereka yang MELIHAT sesuatu terjadi
  3. Mereka yang MEMBUAT sesuatu terjadi
Para penulis buku adalah orang-orang yang MEMBUAT sesuatu terjadi” (Bambang Trim:2005)
MENGAPA MENULIS??
Keunggulan Tulisan atas Omongan
  1. Tulisan sebagai Objek Visual
  2. Keabadian Tulisan Melampaui Zaman
  3. Tulisan Cermin Kedalaman Pikiran
  4. Tulisan Mudah Diduplikasi
  5. Tulisan Berdaya Sebar Tinggi
  6. Tulisan Dapat Didokumentasikan
  7. Tulisan Dapat Dibaca Berulang-ulang
  8. Apa yang Tak Kuasa Diucapkan Bisa Dituliskan
  9. Tidak Perlu Mengandalkan Pihak Kedua

Kamis, 27 Maret 2008

Jam Pasir

Synopsis :
Firsa dan Oni nge-freak banget sama film. Someday, mereka mau nonton film yang udah lama ditunggu-tunggunya. Mereka udah agak telat, jadi buru-buru gitu. Firsa dan Oni nyetop angkot di jalan raya yang emang rame banget. Ada sesuatu yang aneh pas mereka nyetop angkot. Juga pas mereka sampai di depan bioskop. Semua kejadian yang mereka alami saat buru-buru itu bikin kesel banget!
Akhirnya mereka telat nonton premiere film yang ditunggunya itu. Mereka berdua keburu males ngejar film yang jam segitu. Telat banget! Males ketinggalan awal film! Yaudah, mereka duduk gitu melepas lelah. Kania, temennya yang udah janjian nonton sama mereka, lewat. Tapi mukanya kaya abis nangis. Kania juga ga nengok saat dipanggil Firsa dan Oni. Firsa dan Oni mikir, Kania marah gara-gara mereka telat.
Firsa dan Oni mengikuti langkah Kania yang cepet banget. Mereka mau minta maaf udah datang telat. Pas udah kekejar, eh, Kania berhenti buat nerima telepon. Trus, tiba-tiba Kania nangis. Firsa sana Oni yang di samping kanan-kiri temen mereka itu cuma bisa saling liat dengan muka bingung. Ternyata mereka berdua tuh sebenernya udah meninggal karena kecelakaan pas mau pergi nonton tadi. Tapi mereka ga nyadar!

Saat waktu berhenti untuk menunggu, saat itu pula aku harus pergi. Seperti jam pasir yang telah habis, aku takkan bisa kembali.

Minggu, 23 Maret 2008

Naskah "Hijau itu Aku"

Penulis: Abdalah Gifar
 
Scene 1 Pohon
Shoot 1
ECU tanah. Moving akar, batang, daun.
(moving dari tanah ke daun, suara orang menyedot air minum. Sampai di daun, suara orang batuk)
Shoot 2
Two shoot. Frog eye. Latar pohon. Dua orang duduk bersandar di pohon. Orang 1 merokok. Orang 2 memegang air kemasan. Bercengkerama. (dialog hanya gerak bibir, tanpa suara)
Orang 1
Cabut, yuk!
Orang 2
Oceh
Keduanya berdiri. Moving ke atas. Orang 1 membuang puntung rokok. Orang 2 memegang kemasan air minum, tengok kiri-kanan (mencari tempat sampah), membungkuk, meletakkan kemasan air di tempat semula, ditinggalkan. Berjalan menjauhi pohon. Panning sampai batas pohon (pohon tetap kelihatan).
Pohon
Aku memang tidak bicara, tapi aku hidup. (tulisan)
Shoot 3
Ambil stock gambar. Lingkungan sekitar pohon (dari sudut pandang pohon).
Shoot 4
Eye level. Pohon. Moving. Mengitari pohon. Setengah lingkaran (hanya yang di tempat rendah).
Shoot 5
Ambil gambar langit pukul 07.00, 11.00, 17.30, 19.00.
Shoot 6
Full shoot. Pohon. Pagi.
Scene 2 Pohon
Shoot 1
Two shoot. Perempuan tua (Ninis) dan pohon. Ninis jalan mendekati pohon.
Shoot 2
Medium shoot. Batang pohon (ruang kosong di sebelah kanan). Tangan menyentuh batang pohon. Pohon dan Ninis masuk frame. Ninis menatap pohon, menghembuskan napas lega. Ekspresi bahagia, senyum lembut.
Ninis
Kamu masih ada... (sambil mengelus batang pohon)
Pohon
Kau telah kembali (tulisan)
Shoot 3
Medium shoot. Ninis menurunkan tangannya. Mundur. Ninis melihat ke bawah, sekitar pohon (melihat sampah yang berserakan). Jongkok (kameramen mengikuti Ninis berjongkok). Ninis mengeluarkan kantong plastik dari tas. Memungut sampah. Dimasukkan kantong plastik. Kantong plastik dimasukkan tas. Berdiri (kameramen mengikuti). Ninis menatap ke atas, puncak pohon.
Shoot 4
(Kamera sebagai mata Ninis). Panning. Batang pohon ke puncak. Latar langit.
Pohon
Aku ingat... (tulisan)

Rabu, 13 Februari 2008

Membebaskan Diri dari Korupsi


Korupsi saat ini, sudah menjadi hal yang dianggap biasa dan membudaya. Tetapi itulah yang bahaya, saat orang berpikir itu hal yang biasa dan lumrah, pada akhirnya mereka akan melakukannya. Padahal, itu merupakan suatu tindak pidana. Ada beberapa alasan orang melakukan korupsi, yaitu : Kebutuhan dan Tuntutan. Dan Itu difaktori beberapa hal diantaranya :
Bed People dan Bed System. Pilarnya, yaitu : Negara ; Swasta ; Civil Society.

Sabtu, 09 Februari 2008

Etos Kerja Entrepreneur

BISNIS ITU SEPERTI NAIK SEPEDA.
BILA BERHENTI MENGAYUH, AKAN JATUH
WE CAN'T DO DIFFERENT THINGS, BUT
WE CAN THINGS DIFFERENTLY
Pintu sangat terbuka untuk menjadi seorang pengusaha/entrepreneur
karena masih sedikit orang yang melakukannya
ORANG KEBANYAKAN ITU KEBANYAKAN ORANG

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More