Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Kamis, 27 Maret 2008

Jam Pasir

Synopsis :
Firsa dan Oni nge-freak banget sama film. Someday, mereka mau nonton film yang udah lama ditunggu-tunggunya. Mereka udah agak telat, jadi buru-buru gitu. Firsa dan Oni nyetop angkot di jalan raya yang emang rame banget. Ada sesuatu yang aneh pas mereka nyetop angkot. Juga pas mereka sampai di depan bioskop. Semua kejadian yang mereka alami saat buru-buru itu bikin kesel banget!
Akhirnya mereka telat nonton premiere film yang ditunggunya itu. Mereka berdua keburu males ngejar film yang jam segitu. Telat banget! Males ketinggalan awal film! Yaudah, mereka duduk gitu melepas lelah. Kania, temennya yang udah janjian nonton sama mereka, lewat. Tapi mukanya kaya abis nangis. Kania juga ga nengok saat dipanggil Firsa dan Oni. Firsa dan Oni mikir, Kania marah gara-gara mereka telat.
Firsa dan Oni mengikuti langkah Kania yang cepet banget. Mereka mau minta maaf udah datang telat. Pas udah kekejar, eh, Kania berhenti buat nerima telepon. Trus, tiba-tiba Kania nangis. Firsa sana Oni yang di samping kanan-kiri temen mereka itu cuma bisa saling liat dengan muka bingung. Ternyata mereka berdua tuh sebenernya udah meninggal karena kecelakaan pas mau pergi nonton tadi. Tapi mereka ga nyadar!

Saat waktu berhenti untuk menunggu, saat itu pula aku harus pergi. Seperti jam pasir yang telah habis, aku takkan bisa kembali.

Tokoh:Firsa :Cewe 20 tahun,agak tomboy,badan kurus, kulit ga putih ga item, ga sabaran,penampilan simple : jeans, kaos, rambut dikucir kuda, pke spatu flat shoes, bawa tas slendang.
Oni :Cowo 20 tahun,agak lebai, ga terlalu kurus, suka ngalah, penampilan standar: jeans, kaos, sweater like cardigan, spatu kets, tas gendong.
Kania :Cewe 20 tahun, penampilan girly : kaos cewe, sandal cewe, tas selendang kecil, hot pants, rambut panjang digerai.

Scene 1
Medium Close up :Shoot Kota Bandung siang hari
Ext. Depan gerbang kampus. Siang Hari
Fade in.
Firsa dan Oni keluar dari gerbang kampus dengan sedikit terburu-buru. Mereka terlihat sedikit bercakap-cakap membicarakan sesuatu hal. Firsa terlihat tidak sabar dan sangat terburu-buru. Sedangkan Oni terlihat sabar dan berjalan di belakang Firsa. Firsa dan Oni telah berjanji menonton film yang baru hari ini premiere, bersama kania di BIP.
JAM PASIR
Cut to.
(Masuk Credit Title)
Firsa dan Oni berjalan cepat dan menunggu di pinggir jalan untuk menyebrang jalan. Mereka melihat ke kanan kiri di tepi jalanan yang ramai.
Fade out.
Scene 2
Fade in.
Ext. Di tepi jalanan Kota Bandung yang ramai. Siang hari
Firsa
(Tidak tenang dan merasa kalut)
Duh, gimana nih? Yang jam 1 tiketnya udah abis. Kita nyari yang jam dua aja yuk! Pokoknya wajib nonton premiernya!!!
Oni
(Dengan raut muka tenang sedang SMS-an dan mencoba menenangkan Firsa dengan menunjukkan sms kepada Firsa)
Iya, nyante we lah! Si Kania dapet yang jam 2 nih di Ciwalk. Mau kesana ga?
Firsa
(Wajahnya yang semula kalut tiba-tiba berubah senang)
Ya mau lah! Hayu atuh, eh naek angkot apa dari sini???

Oni dan Firsa tengok kanan-kiri memperhatikan angkot yang hilir mudik di siang hari yang terik itu. Firsa sesekali mengusap keringatnya di dahinya dengan pergelangan tangannya.
Oni
Eh, tuh, kita naek angkot yang warna biru!
Cut to.
Firsa dan Oni terlihat melambaikan tangan kiri mereka untuk memberhentikan angkot. Tapi tidak ada angkot yang berhenti di depan mereka. Firsa dan Oni terlihat cemas. Waktu telah menunjukkan pukul 13.15. Mereka terlihat semakin cemas saat dua angkot yang diberhentikannya berlalu begitu saja.
Ada angkot yang sudah agak menepi saat mereka melambaikan tangan. Tapi anehnya, angkot itu pergi lagi sebelum mereka naik.
Scene 3
Ext. Tepi Jalan. Siang hari.
Firsa
Ih! Nyebelin banget sih tuh angkot! Ga liat apa dari tadi kita nyetop! Dasar!
Oni
Iya, kenapa ya?? Padahal tadi angkotnya ga penuh ...
Firsa
Sumpah, sebel banget! Eh, ga boleh naek angkot di sini kai, jalan dikit yu ke sana ...
(Tangan Firsa menunjuk ke jalan sebelah kanan)
Firsa dan Oni berjalan ke ujung jalan dengan tetap memperhatikan angkot-angkot yang lewat. Saat berjalan mereka melihat ada angkot biru memberhentikan penumpang. Firsa dan Oni saling melempar senyum.
Oni
Boleh tau, kita naek dari sini ...
Firsa
(Dengan sedikit terburu-buru mendorong punggung Oni)
Iya,,,iya,,, cepet jalannya!

Namun, saat Firsa dan Oni tepat berada di depan angkot tersebut, angkot itu pergi begitu saja tanpa mempedulikan Firsa dan Oni yang hendak naik.
Firsa dan Oni hanya terdiam, kaget, dan saling pandang. Raut wajah mereka menggambarkan rasa heran dan bingung. Firsa sangat kesal dan mencoba memendam perasaannya tersebut. Firsa merasa hampir menangis. Oni cukup tenang dalam kondisi seperti ini.
Firsa
Anjir tu ya angkot!!! Ga tau apa kita lagi buru-buru. Aneh, emang kita gakan bayar ongkos apa???!!! Sial! Setengah jam lagi niH!
Oni
Yaudah, jalan aja yuk, lumayan kok, daripada diem, sambil jalan aja ...

Oni merangkul bahu Firsa dan tersenyum. Tangan Oni menarik Firsa untuk berjalan. Firsa tampak kurang setuju dengan ide Oni. Tapi, mau tak mau ia ikuti Oni berjalan.
Fade out.
Scene 4
Fade in.
Ext. Depan sebuah mall. Siang hari.
Firsa dan Oni berlari tergopoh-gopoh. Mereka berjalan perlahan menaiki tangga sambil mengatur napasnya. Sesampainya di depan pintu masuk yang biasanya terbuka dan tertutup otomatis, mereka kembali terdiam.
Cut to.
Pintu mall yang otomatis itu tidak membuka saat Firsa dan Oni hendak masuk. Mereka berjalan mundur dengan perasaan kesal. Orang lain yang akan melewati pintu itu dapat masuk dengan mudah dan pintu kembali berjalan normal.
Cut to.
Firsa duduk dan tertunduk lemas. Ia yang begitu obsesif, kali ini tak dapat memenuhi keinginannya. Hanya untuk nonton film! Ia tidak ingin jadi orang yang terlambat menonton film tersebut.
Oni duduk disampingnya dan mencoba menenangkan Firsa yang terlihat sangat kesal. Firsa hampir menangis.
Oni
Kenapa sih lo malah duduk di sini? Kenapa kita ga masuk aja?
Firsa
Ga bisa Ni, esensinya tuh ga dapet kalo lo ketinggalan awal cerita! Setengah jam pula!
Oni
Yaudahlah Sa, ntar kita nonton yang jam 5 ajaH ...
Firsa
Ga bisa Ni,, !!! Lo tau kan kita tuh udah dibeliin tiket sama Kania. Masa gara-gara angkot sialan itu kita ga jadi nonton dan buang duit gitu aja buat ini. Hmptf,,,
(Oni hanya bisa terdiam)
Oni
Ia, gue tau lo ga pernah mau ketinggalan film sedikit pun. Gue tau lo mau nonton film ini Cuma pas premiernya. Gue ngerti Sa, tapi ga selamanya lo bisa depetin itu semua...

Firsa masih tertunduk. Menghela nafas dan mencoba menenangkan diri. Oni yang duduk di samping Firsa menepuk-nepuk bahu firsa.

Firsa
Gua cuma mau satu Ni, nonton ajah! Tapi ga bisa,,, Gue udah lama nunggu film ini..parah banget kalo sampe telat nonton.Hhh (Firsa memegang kepalanya dan berhenti bicara sejenak) Yaudahlah, gue udah males ngejar ke atas. Semuanya tuh ngehalangi gue buat CUMA NONTON,,,, Sedih tau!!!
Tiba-tiba Kania keluar dari pintu mall dan berjalan dengan cepat. Firsa dan Oni bersamaan melihat ke arah Kania dan secepatnya mengejar Kania. Firsa berjalan di kanan Kania dn Oni di kiri Kania.
Firsa dan Oni
Kania!!! Tunggu!!!
Oni
Lo marah ya kita telat???
Firsa
Maafin gue Kan!! Pliz, semuanya bukan seperti yang lo bayangin,,,
Kania seakan tidak melihat Firsa dan Oni yang berada di samping kanan kirinya. Kania sibuk dengan smsnya... tiba-tiba telepon Kania berdering.
Firsa dan Oni terdiam dan memperhatikan raut muka Kania yang tiba-tiba berubah menahan tangis.
Kania
Innalillahi, Firsa,,, Oni,,,
Fade out.
Scene 5
Ext. Jalanan depan kampus Firsa dan Oni. Siang hari. Cerah
Fade in.
Close up.
Semua orang di tepi jalan depan kampus Firsa dan Oni melihat serentak ke arah jalanan yang tiba-tiba ada sebuah kecelakaan. Sebuah mobil menabrak dua orang mahasiswa yang sedang menyebrangi jalan.
Fade out.
Scene 6
Int. Kamar. Malam.
Fade in.
Barisan pigura yang berisi foto-foto persahabatan Firsa, Oni, dn Kania yang ceria, dan terlihat suka sekali nonton film. Terlihat tangan kania meraih salah satu foto tersebut dan memeluknya dengan erat.
Scene 7
Firsa dan Oni berdiri di depan bioskop 21 memandangi tiket film yang seharusnya menjadi miliknya. Firsa dan Oni saling berpegangan tangan. Wajahnya terlihat sangat pucat.
Firsa
(Berbicara dalam hati)
Saat waktu berhenti untuk menunggu, saat itu pula aku harus pergi. Seperti jam pasir yang telah habis, aku takkan bisa kembali.
Oni
(berbicara dalam hati sambil memandangi tiket ditangannya)
Tuhan hanya mengijinkanku menunggu sejenak untuk melihat, tanpa aku bisa memilikinya.
Fade out.
The End
Credit title,,,
Penulis Skenario: Kiky Amalia Indria F.
CINEMATOGRAPHY CLUB FIKOM UNPAD
2008

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More