Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Pemimpin Negara yang Telat Gaul

Pemimpin negara yang rakyatnya sering cetak "trending topic" (akhirnya) punya akun twitter. "Artis-artis twitter" Indonesia harus menepi dulu, Pak @SBYudhoyono mau lewat. (ilustrasi: merdeka.com)

"Shortcut" Pemenuhan Keinginan

Masih saja ada orang yang ingin penuhi hasrat keinginan duniawi melalui cara instan lewat praktik perdukunan berbalut guru spiritual di negeri yang gila hi-tech/gadget seperti ini. (foto: Shutterstock)

Perhatian di Tiap Malam Jelang Akhir Pekan

Telah menjadi pusat perhatian pemirsa di tiap Jumat malam. X Factor Indonesia mencetak ulang konstruksi idola melalui ajang yang katanya bukan hanya "singing competition". (foto: dusunblog.com)

Kenapa Perlu Giat 'Bikin' Film?

Janganlah dahulu menanyakan "Bagaimana", tanpa terjawab sebelumnya, "Mengapa" atau "Kenapa perlu/harus". Lalu "What for?" "Emang dengan banyak orang bikin film, so what?". (ilustrasi: net)

Cari yang Cocok, Jangan Cuma Cuco'

Tidak mutlak nyatanya jika pria itu menyukai wanita dengan tubuh yang aduhai dan wajah yang cantik jelita. Ada hal lain pada diri wanita yang membuat pria tertarik. (foto: Reuters)

Minggu, 28 Desember 2008

Apa Artinya Legitimasi Kalender Baru

Tahun ini, tahun baru terjadi dua kali. Penanggalan berdasarkan matahari dan bulan itu mengalami penambahan angka tahun pada bulan yang sama dan tidak berselisih jauh. Sekarang menurut hitungan hijriah, sekarang sudah tanggal 1 (satu) di bulan dan tahun baru.

Sempat mengunjungi dua mesjid di dua waktu shalat, masing-masing ramai-ramai melantunkan Yasiin. Sebuah perayaan mungkin. Kenapa harus surat Yasiin yang sering dilantunkan. Hal itu masih menjadi perdebatan tetapi kurang penting.

Sebagai pembeda mungkin. Pada perayaan tahun baru Masehi, yang terdengar adalah suara tiupan terompet dan hitungan mundur menjelang berlakunya kalender baru di pukul 00.00. Hal itu sangat biasa dan terus terulang selama umur dikandung badan.

Pentingkah itu semua?

Kamis, 25 Desember 2008

Get Inspired (3) - Salut Dik

Tibalah saatnya kita pada bagian ketiga dari Get Inspired. pada bagian ini kita diajarkan sesuatu yang beda dan orisinal gaya Raditya Dika. Pastinya kan sangat bermanfaat. Tak bosan disebutkan bahwa sumber tulisan ini adalah majalah Bukune edisi 07 Tahun I, Mei 2007. Walaupun sumber tidak aktual alias jadul, dijamin, isinya masih berumur panjang dan tak lekang oleh waktu. Berikut wejangan Si kambing:

Gak banyak orang menduga bahwa mencari ide cerita yang unik bisa dilakukan dengan menguping. Ya, jadi penulis bukan berarti gak boleh menguping dong? Kadang, pembicaraan orang di telepon ketika kamu lagi nungguin bus bisa menjadi ide cerita yang potensial. Bayangkan ketika kamu nungguin bus dan ada orang yang curhat di telepon tentang pacarnya yang alkoholik. Selain bisa menjadi ide cerita, percakapan telepon tersebut bisa kamu gunakan sebagai gaya bicara orang yang natural untuk kamu masukkan di novel kamu nanti.

Ajarannya benar-benar beda kan? Apa kamu dah "mengamalkan" dua ajaran sebelumnya? Bisa dirasakan sendiri kan ajaran yang kali ini lebih mudah dari ajaran sebelumnya. Selamat mengaplikasikan.

Rabu, 17 Desember 2008

Awalnya Pribadi yang Tak Hanya Mengalir

Sulit Hidup hanya mengikuti arus. Tak tahu apa yang akan diraih. Hanyut . . .
Entah apa yang buat ingin curahat seperti ini. Biasanya, posting biasa aja sebagai Pembelajar, Jurnalis (ngakunya), Pengusaha, Penulis, dan Sineas (belum diterusin lagi). Sekarang ingin ada penambahan karakter selain dari karakter sebelumnya yang merepresentasikan "profesi" yang ingin dijalani kelak, yaitu dengan menambah karakter pribadi. Ingin ada penampungan curahan-curahan jiwa biar bisa lepaas. Layaknya raga yang butuh sekresi (pengeluaran) agar tidak mengalami pembusukan di dalam, jiwa pun perlu ada pelepasan. Tak muluk-muluk, pelepasan jiwa ini semoga tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri (layaknya sekresi), tapi juga yang membaca. Bila hidup tak membawa manfaat, apalah guna.
Kembali . . .
Apakah nyaman seseorang dengan mengatakan "ikuti aja seperti air mengalir"?

Sabtu, 13 Desember 2008

Terorisme Tanpa Batas

Terorisme belum menemukan kata tamat di dunia ini. Terakhir kali tragedi Mumbai menghiasi media massa. Isu terorisme kembali merebak. Dunia serasa bergoncang karena kasus tersebut berpotensi memicu pertikaian lama untuk bersemi kembali antara India dan Pakistan. Namun, kekhawatiran tersebut untungnya tidak terjadi. Kondisi tetap aman terkendali.
 
Terorisme kembali menjadi “pergunjingan” dunia. Setelah sebelumnya, kabar baik dari Indonesia telah menyebar ke seantero dunia bahwa terpidana kasus Bom Bali I telah dieksekusi mati. Sampai-sampai “petinggi” Al-Qaeda –kelompok teroris yang paling dicari Amerika- memuji apa yang telah dilakukan Amrozi cs. Namun, itu bukan pertanda perdamaian di atas muka bumi dapat tercipta.
 
Menarik untuk mengungkap apa sebenarnya motivasi di balik itu semua

Jumat, 12 Desember 2008

Demokrasi Ideal itu Sebagian dari Islam?

Demokrasi. Satu kata berjuta makna dan berjuta orang pula yang mengidamkannya. Terutama dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Sudah banyak yang mengakui bahwa kita takkan mendapatkan pemahaman yang mendalam bila ditanya soal makna demokrasi. Karena, demokrasi tak hanya satu kata bersifat kognitif (hanya pengetahuan), tapi merupakan suatu afektif (sikap) dan psikomotor (tindakan) yang sudah semestinya berlaku.
Beberapa tokoh besar pernah mencoba untuk memahami makna demokrasi walaupun hanya terbatas secara filosofis. Seperti, Abraham Lincoln dengan memaknainya : dari, oleh, dan untuk rakyat. Atupun Joseph A. Schumpeter dengan mengartikan demokrasi itu berasal dari rakyat (will of the people), untuk mencapai kebaikan bersama (common goods). Dan mungkin masih banyak lagi tokoh yang memaknai demokrasi. Namun, kita tak butuh hanya sekedar makna. Atas dasar itulah Schumpeter “kembali” memaknai demokrasi walaupun kini tak secara filosofis, tetapi lebih sebagai prosedur. Ada juga Jurgen Hubermas, dengan demokrasi deliberatif-nya, atau Giddens dengan demokrasi dialogis. “Tak mau ketinggalan” S.P. Huntington dengan mengusung makna demokrasi sebagai suatu proses. Sekali lagi, pendalaman demokrasi belum menemukan perwujudannya secara benar dan jelas. Tak salah bila “adu gagasan” tadi yang dijadikan acuan, demokrasi ideal atau demokrasi yang benar seakan semakin utopis.

Selasa, 09 Desember 2008

Get Inspred! (2) - Siip Bing!

Apakah tips pertama untuk mencari inspirasi sudah dilakukan? Apakah kamu sudah maksain diri untuk nulis? Bila ternyata saat menatap Word di komputer itu malah jadi not responding, ide seakan buyar, kamu bisa coba tips lanjutannya ini. Berikut lanjutan dari “wejangan” Raditya Dika yang dimuat di majalah Bukune edisi 07 Tahun I, Mei 2007. Sekali lagi walau jadul, ilmunya masih relevan hingga kapan pun.

Kalau kamu tahu apa yang kamu mau tulis, kemungkinan untuk mentok ide bakalan jarang. Maka, usahakan jangan langsung menulis di Word dulu, tapi buatlah outline untuk novel kamu dari depan sampai belakang. Dengan adanya outline, kamu bisa memfokuskan diri untuk menstruktur tulisan kamu lalu mencari ide sepotong-sepotong sebelum akhirnya menulis cerita secara keseluruhan. Tentukan dulu point of attack, klimaks, dan sub-plot sebelum kamu mulai menghajar halaman kosong itu.

Oke juga kan tipsnya? Kita bisa praktikan “wejangan” dari Raditya Dika ini. Nantikan “wejangan-wejangan” berikutnya.

Senin, 08 Desember 2008

Spirit yang Membawa Keabadian: Keteladanan Ibrahim

Berawal dari kenangan

Terkenang ingatan masa lalu, penulis saat berusia kanak-kanak sering melihat tontonan anak-anak berjudul Dragon Ball. Film itu menceritakan kisah Son Goku cs. mencari dan menjaga bola naga yang dapat mengabulkan segala permintaan. Para tokoh antagonis (jahat) dalam serial kartun tersebut ingin mendapatkan bola naga yang berjumlah tujuh butir itu untuk memperoleh kekuasaan dan keabadian.
Son Goku cs. harus berdarah-darah memepertahankan dunia dan bola naga agar tetap aman. Darah tak pernah kering dari tubuhnya. Musuh seakan tak ada habis-habisnya. Son Goku bahkan mesti bolak-balik dunia-akhirat karena “sering” mati dan akhirnya dihidupkan lagi oleh tujuh bola naga. Ternyata, malah Son Goku yang merasakan keabadian itu. Lucu memang, tapi itulah ceritanya.
Cerita anak-anak kita cukupkan sekian. Kita sekarang telah dewasa dan ada di dunia nyata. Tak ada bola naga dan tak ada makhluk asing yang akan merusak dunia. Di bumi ini hanya ada kita, manusia serta benda-benda lain (makhluk hidup atau mati) di antara langit dan bumi ini.Cerita-cerita dari kartun anak-anak yang mengisahkan adanya invasi dari luar angkasa seperti serial Dragon Ball itu jauh dari kenyataan. Yang menjadi musuh di antara satu dan yang lainnya adalah manusia sendiri. Yang menumpahkan darah dan melakukan perusakan adalah “tangan-tangan” manusia.
Sedikit persamaan dengan cerita anak tersebut adalah para pencari kekuasaan dan keabadian tidak dapat dikatakan tidak ada. Bila kita coba perhatikan,

Minggu, 07 Desember 2008

Kolonialisme Tiada Matinya: Sebuah Analisis Film "The New Rulers of The World "


Pendahuluan
Sejak kita mengenal sejarah, penindasan berupa penjajahan itu sudah biasa kita kenal. Dulu, penjajahan itu terjadi antarbangsa atau antarkerajaan. Suatu bangsa atau kerajaan melakukan ekspansi ke berbagai belahan dunia untuk membentuk suatu kekuatan. Dengan kekuatan itu, bangsa atau kerajaan ingin mendominasi dan mengendalikan dunia. Tak dapat disangkal, keinginan seperti itu tentu saja tidak hanya berasal dari satu bangsa atau kerajaan. Mereka bersaing hingga berperang untuk mewujudkan visi masing-masing bangsa atau kerajaan. Manusia tentu akan melakukan segala cara untuk mempertahankan dirinya, bila berkaiatan dengan suatu bangsa maka yang dipertahankan adalah eksistensi bangsanya.

Dengan adanya persaingan tersebut, bangsa atau kerajaan yang tidak ikut dalam persaingan tersebut menjadi bagian sumber dari kekuatan bangsa yang berekspansi. Bangsa yang tidak “main dalam permainan” tersebut hanya sebatas menjadi tempat eksploitasi. Ada sebuah kecenderungan, bangsa yang sebenarnya memiliki potensi alam yang luar biasa itu tidak ada keinginan untuk ikut bersaing. Mereka pada akhirnya menjadi boneka bangsa yang memiliki cita-cita besar menguasai dunia.

Tipu muslihat adalah salah satu cara yang efektif untuk menguasai bangsa yang lain, selain dengan cara berperang. Para bangsa pengekspansi tersebut, dapat kita selidiki, ternyata memiliki cara yang halus untuk menaklukkan bangsa lain. Mereka tidak serta merta mengekspansi dengan cara berperang. Mereka akan menghabiskan banyak modal bila jalan yang ditempuh selalu dengan peperangan. Peperangan yang terjadi itu melibatkan antarbangsa yang bersaing.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More