Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Rabu, 04 Maret 2009

Mau Pacaran?

"Butuh sekadar komitmen," ungkap seorang teman saya. Sebuah pernyataan untuk suatu alasan kenapa ia ingin menjalin hubungan. Hubungan yang dimaksud olehnya yaitu hubungan yang lebih serius dengan sahabat dekatnya. Hubungan seriusnya itu ternyata adalah: pacaran.

Sahabat (wanita) teman saya itu menganggap teman saya hanya ingin sebagai seorang sahabat. Seseorang yang tetap memiliki ruang di hati. Begitu yang diutarakan teman saya menirukan pernyataan sahabatnya. Berkebalikannya dengan itu, teman saya ingin sebuah kejelasan status. Ia meyakini, antara ia dan sahabatnya itu telah mengenal lebih jauh satu sama lain. Belum dapat dilebihi oleh orang lain. Sampai-sampai, teman saya itu menganggap sahabat wanitanya itu sebagai jodohnya. Sedikit terkesan terburu-buru memang. Karena adanya stagnasi komunikasi, dua sahabat kental itu menjadi terpecah. Sementara ini (saat tulisan dipublikasikan), permusuhanlah yang dirasakan teman saya.


Entah apa yang terjadi dengan teman saya hingga ia memaksakan perasaannya dan menaruhkan persahabatan yang sudah lama terjalin. "Udah waktunya saya punya hubungan yang serius," ujar teman saya. Dalam hati saya bertanya siapa yang memberi patokan waktu. Saya sempat menanyakan apa ia siap nikah mengingat ia yakin sudah menemukan jodoh. Jawabannya, sudah diperkirakan: tidak. Dapat diperkirakan jawabannya karena memang ia nampak belum memiliki kesiapan, setidaknya materi. Apa yang terjadi dengan teman saya, sehingga ia ingin mengikat seseorang dalam hubungan yang dilakukan banyak orang padahal belum ada jaminan bahwa wanita itu adalah jodohnya?

Siaran radio yang memutar lagu-lagu turut menyertai perbincangan kami. Sebuah lagu dari Slank berjudul 'Jauh' kebetulan sedang disiarkan, seakan mengilustrasikan kisahnya. Semakin tenggelamlah (sebuah persepsi) teman saya dalam keharuan.

Lalu tiba-tiba terpikir, apa jangan-jangan lagu yang beredar sekarang memang telah mendorong orang-orang untuk berhubungan dalam status pacaran (status buatan orang)? Atau, bersusah-susahan dalam hubungan bernama pacaran? Dipikir-pikir pelakunya bukan hanya lagu tapi juga film dan terlebih lingkungan.

Salah satu bentuk keberpengaruhan dari lingkungan yaitu: lumrahnya pertanyaan, sudah punya pacar? Pertanyaan ini muncul di berbagai lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan kelas kuliah. Jawaban yang lebih diterima adalah ada atau sudah putus atau belum (masih mencari). Pacaran seakan menjadi tuntutan.

Memang tidak ada sebuah keterangan dari aturan yang dipakai manusia yang melarang secara khusus hubungan ini. Namun, hal itu dapat dikaji dari dasar, proses, dan tujuan dari hubungan yang sudah merambah berbagai demografi manusia ini. Bila diteliti lebih jauh, tidak ada pembenaran untuk melakukan hubungan pacaran dilihat dari ketiga prinsip dalam perbuatan itu. Dasarnya apa kalau bukan selain kebanyakan orang, rasa atau mungkin nafsu. Balutannya dapat berjudul 'Cinta'. Karena mudahnya kata tersebut dicatut, makna Cinta menjadi ternoda. Prosesnya pun bisa-bisa menyalahi aturan yang berlandaskan moral manusia bahkan ketentuan Yang Kuasa. Bohong bila hubungan itu dijalani dalam tujuan mengenal pasangan. Tidak ada jaminan pacaran itu akan menyukseskan hubungan serius yang sebenarnya dalam bingkai pernikahan. Dapat ditanyakan kepada orang yang telah menikah, apakah karakter pasangan yang sebenarnya itu muncul saat pacaran. Banyak terbukti, apa yang muncul saat pacaran itu hanyalah kepalsuan belaka.

Tak sedikit orang yang tergelincir karena hubungan itu. Terlebih bila sudah mengumbar nafsu syahwat. Tekanan budaya memang berat tetapi tekanan syahwat pun tak kalah berat. Bila telah tergelincir, derajat manusia bisa lebih rendah dari hewan.

"Emang kamu gak akan pacaran?" tanya teman saya itu. "Klo siap, lamar aja," jawab saya. Semoga jangan sampai seperti kebanyakan orang.

4 komentar:

emgan hal ini sangat memebingungkan heheh...

setuju banget,,,
iya thu bener,,mungkin aku juja nga pernah -acaran thu tah,,makanya aku mengaminin mas Abdalah,,hehehhehehehe,,,
emng klo di pikir pikir pcran cuma sbg status aja,,selebihnya nga ada untungnya,,thu menurut aku ce !

dan semuanya menjadi pilihan.. semoga bertahan dengan pilihanmu yg skrg.. Allah Maha Membolak-balikkan hati.. smga kita semua ditetapkan dalam jalanNya yang lurus y. smgt!

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More