Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Kamis, 05 November 2009

Masa Depan KPK Dapat Ditebak (Balada Rumah Tikus Bag.1)


Sekitar dua tahun lalu, KPK mengadakan Training For Training atau diistilahkan TOT. Saya menangkap tujuan dari acara itu adalah untuk membentuk fondasi dalam pemberantasan korupsi yang pada lalu, masa kini, dan masa depan disebut sebagai persoalan bangsa yang besar. Maksud acara itu adalah upaya KPK untuk memberantas korupsi secara preventif, mengingat selama itu dan mungkin sampai sekarang upaya KPK untuk memberantas KPK masih nampak berkutat dengan tindakan represif berupa penangkapan pelaku tindak pidana korupsi. Disebut pada saat itu, satu koruptor mungkin dapat ditangkap tetapi tidak ada jaminan tidak akan terlahir koruptor-koruptor baru dengan keganasan yang lebih, ibarat mati satu tumbuh seribu.

Pada TOT itu,
mahasiswa dikumpulkan dan dipersiapkan untuk menjadi volunteer kampanye antikorupsi ke sekolah-sekolah. Salah satu bukti nyata dari kegiatan kampanye itu adalah adanya warung kejujuran di sekolah-sekolah yang sudah "dijambangi" tim dari mahasiswa yang telah di-TOT sebelumnya. Tentu respon dan spirit positif mengeruk dalam forum yang berlangsung satu hari itu. KPK mulai membentuk upaya yang sistemik dalam memberantas tindak pidana korupsi itu dengan mengajak keterlibatan seluruh masyarakat. Sepertinya ada sesuatu yang tidak ada dalam pikiran Komisi Pemberatasan Korupsi bentukan pemerintah ini.
Sebagaimana sempat diutaran dalam forum TOT itu, negara ini adalah sistem seperti halnya tubuh yang memiliki sistem yang kompleks. KPK hadir bak sel darah putih yang diproduksi oleh sistem tubuh untuk membunuh racun. Hal yang sepertinya tidak disadari KPK adalah racun bernama korupsi itu telah menyerang dan menyatu dengan sistem utamanya. Diketahui dalam ilmu biologi bahwa sel darah putih itu punya kemampuan untuk membunuh atau memusnahkan racun, makhluk miskroskopis, dan sistem tubuh sekalipun. Kita mungkin mengenal penyakit leukimia, sebagai penyakit yang diakibatkan karena kelebihan sel darah putih. Sistem utama tentu takkan semudah itu membiarkan adanya penggerogotan dari dalam. Sel darah putih sudah barang tentu akan dibatasi kekuatannya untuk mencegah hal itu terjadi.


Itulah hal yang dipertanyakan saat itu. Apakah sistem akan memberikan KPK keleluasaan penuh untuk beraksi . Wacana yang keluar saat itu adalah akan dan telah terasanya upaya pemandulan KPK dari sistem yang melahirkannya. Pikiran ini masih tersimpan dalam benak dan masih perlu dipertanyakan. Ternyata sekarang semuanya telah terbukti. KPK benar-benar sel darah putih yang sedang menggerogoti sistem ini. Sebagai sistem yang korup, tentu hal itu takkan dibiarkan sebelum memusnahkan sistem itu sendiri. Dua institusi besar di sistem negara ini turut serta melumpuhkannya. Hal ini telah ada di pikiran, sehingga saat pergelaran "Pemandulan KPK" masuk babak seru-serunya, itu bukan hal yang mengejutkan lagi.

KPK, kamu ada di rumah yang salah.

Rumah reyot itu telah penuh tikus yang merusak. Tikus-tikus itu dapat dibasmi tapi tentu tikus-tikus itu pun dapat berkembang biak lebih banyak lagi.

Bagaimana kita punya rumah yang nyawan? Butuh pikiran yang out of the box untuk menjawabnya.
Selamat berpikir.

Balada rumah tikus masih akan berlanjut.

1 komentar:

Jadi ingat ada sebuah cerpen tentang sebuah bangunan kantor yang dipenuhi tikus.

Tikus yang suara langkahnya berisik, yang gigitannya bikin perabotan rusak, dan meninggalkan kotoran dimana-mana.

Orang-orang bingung bagaimana membersihkan gedung itu dari tikus-tikus, karena sepertinya tikus-tikus itu telah membangun peradaban di dalamnya.

Mau pakai perangkap tikus?
Mau pakai racun tikus?
jumlah tikus sudah terlalu banyak.

Mau diasapi?
Itu malah akan meninggalkan bangkai tikus dimana-mana... dan belum tentu lokasi bangkai terjangkau alat pembersih.

gedungnya diledakkan?
maka orang-orang akan kehilangan pekerjaan.

Lalu bagaimana lagi?
Orang-orang berpikir keras.
Dan sementara berpikir, tikus-tikus itu pun berkembang biak, semakin ribut, semakin merusak..

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More