Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Minggu, 29 November 2009

Panah dan Petir




Hati tertusuk oleh anak panah lalu retak bak kilatan petir lalu tertusuk lagi dan retak lagi. Hmm...bukan tak percaya lagi akan perasaan yang ada di hati itu, pasangan hidup itu sudah ada dari sananya, ditentukan oleh Sang Pencipta sejak belum terlahir sekalipun. Nikmat rasanya meratapinya, apalagi bila menjalaninya, terlebih bila nafsu turut serta. Namun, kisah itu selalu tercegah. Ada saja alasannya. Tak pernah berlangsung. Hanya ada di hati.

Apa benar cinta itu ada di hati?

Tapi akal berpikir dan memori mengoreksi akan pengalaman yang sudah-sudah. Begitu menyenangkan saat menghinggapi lalu begitu sakit saat baru ingin dijalani. Kisah itu selalu tercegah. Ada saja alasannya. Bila cinta urusan hati, di mana akal sehat itu dan di mana nafsu bersemayam. Apakah itu murni cinta tulus dari hati atau hanya nafsu yang menggelora, menyeruak, memaksa, dan terasa begitu indah.
Akal mengangkat banding. Apa nafsu akan diperturutkan. Untuk pihak nafsu, segalanya telah sempurna, tanpa cela. Pikiran mengajukan kasasi. Apa ini, cinta atau nafsu?
Hahaha (tertawa kering)...sudahlah. Semuanya akan berlalu. Kisah itu selalu tercegah. Ada aja alasannya. Sang Pencipta seakan memberikan halangan-halangan untuk memulai kisah itu. Cukup hanya menghinggapi di awal tapi tak berkelanjutan.

Tertanam dalam hati yang berpikir, pasangan hidup telah ditentukan-Nya dan pasti itu yang terbaik. Yang harus dipastikan kita menjadi hamba yang terbaik pula di hadapan-Nya. Urusan cinta itu pun anugerah-Nya.
Nafsu harus selalu dipenjara walau kadang ia terlepas dari kawalan. Semoga hati ini tetap terjaga untuk selalu berpikir.

Tak perlulah ketertarikan itu menghanyutkan. Kalaulah dia belum tepat, kisah itu akan selalu tercegah dengan berbagai alasan.
Busur panah itu jangan terlalu mudah dilesatkan hingga anak panahnya tak tentu arah dan menusuk hati yang tidak tepat. Dengan adanya petir yang bisa meremukan hati seperti yang sudah terjadi dulu-dulu, itu hanya akan menguatkan hati untuk semakin berpikir.

Bolehlah otak dikatakan sebagai pusat saraf dan memori dan mengkodinasi seluruh tubuh, namun tetap hati adalah segala. Tempat jiwa bersemayam. Ia harus tahan akan tusukan anak panah dan petir yang kini begitu deras menerpa.


sumber foto:
panah:
ipincute.blogspot.com
hati:
funmunch.com
petir: belajarhidup.files.wodpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More