Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Minggu, 25 Januari 2009

Abdal Return: Katarsis


Saya telah kembali. Ada Supermen Return. Ada Batman Return. Dan kini ada Abdal Return. Semoga.

Bagaimana rasanya bila kita sudah lama tidak buang air besar? Perut berasa busuk. Menjadi persoalan yang besar bila itu sedang terjadi. Hal tersebut memang jangan dibiarkan. Buang air besar secara rutin merupakan salah satu indakator yang menunjukkan kesehatan tubuh. Bila sudah terhambat dengan suatu alasan, itu menunjukkan kita tidak sehat.

Raga perlu sekresi (sistem pengeluaran) setelah sekian lama dipenuhi berbagai macam makanan. Tentu saja tidak seluruh dari makanan tersebut diserap oleh tubuh dan diproses dalam rangka menjalankan mekanisme tubuh yang pada akhirnya membuat kita dapat menjalani kehidupan. Pastinya akan ada timbunan sampah yang seharusnya secara rutin dibuang. Bila tidak, perut seakan membawa tempat sampah penuh yang nantinya akan merugikan tubuh secara keseluruhan.


Lalu bagaimana dengan jiwa dan pikiran? Bukankah kedua hal tersebut pun mengalami pemasukan bak makanan masuk ke perut? Perbandingannya pun 2/3 dari diri manusia. Seperti diketahui, diri manusia itu terdiri dari jasad (tubuh), akal (pikiran), dan roh (jiwa). Dua komponen terakhir ini malah sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh. Kita takkan sadar perlu pengeluaran dalam pikiran dan jiwa bila tidak sadar atau tidak paham bahwa pikiran dan jiwa pun melakukan pemasukan. Segala buah pikiran dan kondisi jiwa tentu perlu dikeluarkan juga karena pasti akan menemukan pula yang namanya "full tank". Tak aneh bila orang-orang kadang perlu melakukan curhat kepada orang yang ia percaya karena keadaan tersebut mendorong ia untuk melakukan pengeluaran.

Sekian lama itulah yang terjadi pada diri ini. Tak mampu "berak" pikiran karena berbagai hal. Itu sangat tidak mengenakan. terlebih, untuk melakukan curhat, diri ini tidak bisa melakukan kepada keluarga atau teman karena berbagi alasan. Tidak adanya tempat curhat ini malah disyukuri karena menuntun untuk curhat kepada Yang Maha Kuasa, sebagai yang memiliki otoritas tertinggii terhadap segala sesuat yang terjadi. Karena memang, hanya Dia lah yang pantas dijadikan tempat sandaran dan curhat.

Permasalahannya, diri ini selama kurun waktu itu merasa jauh dengan Yang Maha Kuasa. Itulah sebabnya diri ini selama kurun waktu yang lalu mengalami sakit akibat suatu penyakit. Penyakit yang bukan menjangkiti tubuh tetapi menjangkiti pikiran dan jiwa. Jauh dari bimbingan atau menjauhkan diri dari bimbingan-Nya mungkin yang telah menyebabkan sakit itu tidak kunjung hilang. Astagfirullah. Rasa bersalah selalu menghampiri tapi tak berapa lama kesalahan itu muncul lagi. teringat lirik lagu Bimbo, "...aku jauh, Engkau Jauh...aku dekat, Engkau dekat...Hati adalah cermin...tempat pahala dan dosa bertarung..."

Seperti yang diungkapkan Mario Teguh dalam acara motivasinya bahwa bola saja perlu dibanting keras jatuh ke tanah agar dapat melenting mencapai langit. Mungkin manusia pun perlu seperti itu. Persoalannya hanya terkait waktu. Alangkah baiknya mungkin bila suatu momen yang membuat terpuruk dipikirkan seperti bantingan yang keras ke tanah, tentu tujuannya agar cepat bisa melenting ke langit. Semoga saya bisa menjaga konsistensi dan keyakinan.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More