Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Sabtu, 03 Januari 2009

Tiga Langkah Baru

Apakah kalender baru sudah tertempel? Ini tahun yang baru, Bung! Perayaan sudah menjadi abu. Saatnya menatap masa depan. Perhitungan di tahun baru ini sudah menunjukkan hari ke-3 nya. Adakah langkah baru?


Setidaknya ada 3 (tiga) langkah baru di tahun yang baru.

  1. Kemarin adalah sejarah
  2. Hari ini adalah kenyataan
  3. Besok adalah masa depan
Mengenang sejarah itu perlu. Namun,
hidup dalam sejarah itu konyol. Apa gunanya mengenang sejarah bila tak berdampak positif untuk kenyataan dan masa depan. Sejarah itu seperti kaca spion di kendaraan, berguna untuk melihat ke belakang. Celaka jadinya bila terus melihat ke belakang. Tak berarti sejarah bisa dikesampingkan begitu saja. Sejarah bisa jadi pelajaran. Sesekali melihat spion itu harus, tanpa mengalihkan fokus pandangan ke depan.

Kita hidup pada kenyataan. Kenyataan bukan berarti suatu kepasrahan. Itu kreasi kita. Apa yang terjadi pada kenyataan bisa jadi adalah buah dari sejarah yang telah dilewati. Itu tak penting. Yang terpenting adalah sikap terhadap kenyataan. Bagaimana pun kenyataannya, kita harus punya sikap dan tentu harus berbuat. Kita, hari ini tak berprestasi, bukan berarti besok kita terhina. Bukan berarti juga, hari ini kita melarat, besok jadi makmur. Intinya adalah kenyataan apa yang terjadi saat ini jangan sampai memengaruhi jiwa untuk memasuki hari esok.

Namun, bagaimanapun juga, masa depan adalah hasil penyikapan terhadap kenyataan. Masa depan harus direncanakan saat terjadi kenyataan. Atau, masa depan akan dibiarkan begitu saja? Lebih memilih "Gimana besok", daripada "Besok gimana", beresiko. Sekarang melarat, itu kenyataan saat ini misalnya, bukan berarti besok melarat juga, sehingga membuat kita pesimis menghadapi kenyataan. Tetapi bila tidak ada niatan untuk merubah itu dan merasa nyaman dengan "kemelaratannya", hari esok itu telah mati. Tak ada namanya masa depan. Yang ada hanya pengulangan hari, atau dengan kata lain, meneruskan kenyataan.

Kesimpulannya, kenang sejarah-sikapi kenyataan-rencanakan masa depan. Perlu dicatat, hal itu dilakukan perhari, bukan pertahun. Kecuali bila kita hidup tahunan atau setahun sekali. Lalu sekarang itu hidup atau tidak? hehe. Introspeksi untuk diri.

Nabi Muhammad bilang, Hari ini lebih baik dari kemarin itu beruntung; hari ini sama dengan kemarin itu rugi; Kemarin lebih baik dari hari ini, itu celaka.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More