Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Rabu, 15 April 2009

Ability is not God

Apa kamu mampu?

Ya, saya mampu...
Itu perkara mudah bagi saya...
Saya terbukti bisa...
Pengalaman saya telah panjang...
Saya punya kemampuan...
Saya punya kompetensi...
Pendidikan saya, bisa menunjang pekerjaan saya...
Saya berilmu...
Anda tahu sendiri saya seperti apa...
Orang-orang mengakui kemampuan saya...
Saya sudah melalui hal yang lebih sulit...
Saya yakin saya bisa...

Dukungan orang-orang sekitar akan semakin memudahkan...
Saya ditunjang oleh orang-orang brilian...
Bersama, saya, Anda, Kita, bisa...
Dengan segenap kekuatan kita kan mampu...
Saya akan mampu jika berpikir mampu...
Takkan ada yang menghalangi jika tekad telah kuat...
Yes We Can!!!

Sebuah kegelisahan hati dihiasi senyuman prihatin.

Saya -apalagi dengan segenap dukungan orang banyak- mampu segalanya.

Penentu segalanya adalah diri sendiri.

Sombongnya saya. Saya seperti iblis yang dikenal karena kesombongannya dan yang akan berakhir dalam penderitaan.

Apalah arti kemampuan itu? Apakah karena saya mampu atau sebenarnya hanya merasa saja, sesuatu bisa terjadi sesuai standar kemampuan saya, Anda, atau Kita?

Saya bicara bisa membuat perubahan dan membuat menjadi lebih baik. Penentunya apakah kemampuan yang (dirasa) dimiliki itu?

Berkelit, berkelit, dan berkelit, Saat yang terjadi tidak sesuai dengan yang dibayangkan, direncanakan, dan diupayakan.

Saya tidak berada di dunia yang saya ciptakan, karena saya tidak mampu menciptakannya. Saya tak menentukan kapan ingin mulai dan mengakhiri kehidupan, karena saya tidak mampu menentukannya. Apa yang saya mampu? Mencari penghasilan sendiri? Sering saya tidak tahu apa yang diusahakan itu akan untung atau rugi. Mampu menorehkan prestasi yang membanggakan? Entah apa makna dan untuk apa prestasi itu. Atau mampu apa lagi?

Takkan ada yang bisa memadamkan semangat yang berkobar-kobar, dan
Takkan ada yang bisa menahan kelopak mata yang mengantuk, kecuali yang bisa mencipta, mengatur, menentukan, segala sesuatu. Hanya satu.

Iya, bila saya mampu itu karena saya dimampukan. Kemampuan yang saya rasa miliki, tak bisa dijadikan tempat bergantung. Semua atas kehendak-Nya.

Maafkan kesombongan hamba.

Apakah kamu masih sombong?

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More