Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Jumat, 17 April 2009

Apa yang Kucari di Muka Bumi?

Di muka bumi ini saya atau kamu nyari apa ya?
Yang terasa semenjak anak-anak hingga dewasa sekarang, yang dicari adalah pemenuhan kebutuhan dan/atau pemuasan keinginan. Persoalannya kebutuhan apalagi keinginan itu bila dibiarkan liar, tak ada batasnya. Batasnya itu sendiri adalah terpenuhi atau terpuaskannya kebutuhan dan keinginan tersebut. Begitu banyak atau begitu rakusnya, bukan?

Perkembangan mulai dari bayi hingga nanti mati selalu diikuti dengan peningkatan kebutuhan dan keinginan. Kompleksitas yang semakin tinggi menjadi salah satu sebab. Bagaimana jadinya bila yang dicari itu tak berimbang antara fisik, akal, dan spiritual? Bukankah ketiganya pun adalah hal-hal yang harus "terkenyangkan"? Fisik menyangkut hal bersifat materi, akal menyangkut pengetahuan, spiritual menyangkut kepuasan hati. Bila dijabarkan satu persatu secara terperinci tentu sangat tak terbatas. Sekali lagi batasnya adalah "kenyang" itu sendiri, bukan begitu?

Sebenarnya pertanyaan ini terpikirkan saat mendengar penggalan lirik lagu dari Basejam di radio ketika pagi kemarin sebelum beraktivitas. Jawaban singkat yang mewakili hal tak terbatas itu pun ada dalam lirik itu.


"...Yang Kuingin Hidup Bahagia, Sampai Akhir Nanti... ."

Setujukah bahwa yang dicari di muka bumi itu adalah kebahagian? Apakah kebahagian itu terukur? Apakah bila punya harta banyak, ilmu segudang, jabatan terpandang, menjamin suatu kebahagian? Bahagia itu abstrak, tak terlihat. Bukan hal yang mustahil bila ada orang merauk-rauk barang bekas di tempat sampah lebih bahagia daripada orang yang sedang menonton televisi di rumah megah. Bedakah antara yang mendatangkan kebahagian dengan yang mencari kebahagian? Selintas tentu sangat berbeda. Yang berusaha dengan memaksa kebahagian datang malah berujung hampa, bukan begitu? Yang mencari kebahagian dengan berusaha sekuat tenaga malah lebih sering berujung derita, bukan begitu?

Ada satu cerita tentang anak kucing yang terus mengejar ekornya. Semakin dia berusaha menangkap ekornya itu, semakin sulit ekor itu ditangkap. Hingga seekor kucing dewasa melihat dan berkata, "Apa yang kau lakukan, nak?" Kucing kecil menjawab, "Aku akan senang kalau bisa menangkap ekor ini." Kucing dewasa kembali berkata, "Cobalah kau fokus ke depan pada tujuanmu yang sebenarnya, maka ekor itu akan mengikutimu."

Kebahagian itu adalah anugerah. Tak dapat dipaksa didatangkan atau dicari. Jadi yang dicari di muka bumi bukanlah kebahagiaan, lalu apa? Tentu tujuan kenapa ada di muka bumilah yang harus dicari, bukan begitu? Apa ya tujuan saya di muka bumi? Saya harus tanya yang sudah menciptakan saya.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More