Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Minggu, 31 Maret 2013

Kultwit Film: Bicara Produksi (Edisi 2)

Pengalaman atau prestasi bisa dikatakan masih minor. Akan tetapi fakta tersebut tidak menyurutkan saya untuk berbagi apa yang saya tahu tentang produksi film. Mulai menjalankan produksi (adegan) film sendiri pada 2006, pada 2007-lah saya mulai memproduksi film secara utuh ketika masuk organisasi/komunitas film Cinematography Club Fikom Unpad.

Sejak saat itu "keberuntungan" --yang orang sebut sebagai paduan kesempatan dan kesiapan-- untuk bisa bikin film terus berlanjut hingga sekarang. Dari hanya berpikiran "kalau mau bikin film, ya bikin aja", setelah perjalanan waktu kurang lebih enam tahun diiringi pembekalan ilmu lewat membaca dan mengobrol, terbentuklah suatu kerangka berpikir tentang apa dan bagaimana produksi film.

Berikut kultwit yang berisi perspektif saya tentang produksi film pada 21 Februari 2013 yang sebelumnya "tersimpan" di favorite twitter.

Tiap syuting saya selalu nekenin ke kru kalo kita (tim) sedang menyiapkan akad nikah yg sakral, yg segalanya harus disiapin sebelum hari H.

Kalo anggap syuting itu ibarat akad nikah nih ya, masa iya kamu baru nyari penghulu pas hari H? Masa iya mau akad tapi pasangan belum ada?

Bikin film itu gak cuma syuting, sodara2! Gak cuma akad nikah. Tapi mulai dari serius-ke-pasangan, cari uang buat nikah, smpe malem pertama.

Kita disebut bikin film begitu kamu diskusi & nulis cerita. Proses bikin film sudah dimulai dari situ. Anggaplah ini perencanaan pernikahan.

Bikin film itu prosesnya 3 tahap tak terpisah: praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Di tiap tahapnya ada proses menulis (write-rewrite)

Praprod=cari pasangan hidup; Prod=akad nikah (hiruk pikuk); Pascaprod=malem pertama (proses ter"enjoy" di tengah sunyi n temaramnya cahaya)

Cukup sekian untuk edisi kali ini.

Bikin film memang bisa hanya dengan iseng atau bahkan gak sengaja atau kecelakaan sekalipun. Namun, ketika bikin film dipandang sebagai cara atau sarana untuk menyampaikan sesuatu (pesan), tentu produksi film perlu dipandang lebih serius, terlebih jika melibatkan pihak ketiga dalam urusan finansial. Tentu bikin film tidak bisa dipandang sebagai main-main lagi.

Walaupun demikian, "keseriusan" yang saya maksud jangan pula sampai membuat kamu berat melangkah untuk bikin film. Awali "kalau mau bikin film, ya bikin aja".

Untuk langkah-langkah produksinya yang sederhana, pernah saya terbitkan di sini.
Untuk yang lebih serius dengan standar pembuat film profesional, kamu bisa lihat dan gali di sini.
Sebagaimana yang dikatakan Sheila Timothy, produser PINTU TERLARANG dan MODUS ANOMALI, filmmaking adalah bisnis yang sangat kompleks.

Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More