Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku
[Adz-Dzaariyat (51) ayat: 56]
Mulailah dengan kesadaran bahwa kehadiran Anda di kehidupan ini PASTI untuk sesuatu yang penting.
[Mario Teguh]

Minggu, 28 Juni 2009

Sahabat Perlu Diwaspadai

Apa arti sahabat?

Bingung bila hal macam ini ditanyakan. Mulut mungkin akan dengan lancar bisa menuturkan kata-kata indah dibalik makna ini. Namun, apakah itu mampu 'mengejawantahkan' (mengutip kata yang sering diucapkan salah satu capres negara Indonesia, artinya:) makna yang sebenarnya?

Lagu Sind3ntosca turut memberi referensi akan makna kata ini. Dalam lirik lagunya, "... persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu... ." Anggap saja kita sepakat akan hal ini. Betapa berharganya arti persahabatan itu. Jalinan kasih tersebut mampu merevolusi pribadi-pribadi yang 'memutuskan' menjalin hubungan tersebut. Di sinilah mulai persoalan yang ingin diangkat dan mungkin menimbulkan perdebatan. Apakah persahatan itu adalah suatu proses yang membutuhkan keputusan? Keputusan yang dimaksud adalah keputusan menentukan pilihan bahwa ia-lah sahabat saya. Atau persahabatan itu hanyalah proses alamiah yang dengan sendirinya terbentuk karena merasa ada kecocokan?

Salah satu teman saya berpendapat bahwa sahabat itu terbentuk atas penerimaan dan status 'sahabat' itu tidak memerlukan deklarasi secara khusus karena persahabatan itu terbentuk dengan sendirinya alias alamiah. Lanjutnya, bisa jadi seseorang menganggap orang lain itu sahabatnya tanpa tahu apakah orang lain tersebut menganggap hal serupa kepadanya. Kata terakhir dari teman saya itu, persahabatan itu tidak bisa dipaksakan. Apakah ada yang setuju terhadap pernyataan itu?
Sadarkah kita mengapa kita perlu memperbincangkan hal yang satu ini? Jawabannya yaitu karena lirik "...mengubah ulat menjadi kupu-kupu..." perlu dibuktikan. Bila pemahamannya saja telah salah akan makna persahabatan, akan menjadi apa ulat itu. Untuk species ulat memang tiada pilihan lain, bila tak menjadi kupu-kupu mungkin mati. Namun bila berbicara manusia yang tak dapat hidup sendiri, manusia akan menjadi apa bila telah salah dalam memahami makna sahabatnya. Apa sahabat namanya bila seseorang tak peduli akan masa depan orang yang dianggapnya sahabat dengan menjerumuskannya ke kehidupan yang suram. Bisa-bisa karena hanya merasa dekat, seseorang rela begitu saja menghancurkan kehidupannya karena persahabatan. Kita bisa menganggap hal itu terlalu ekstrem dan hanya berlaku bila kita bergaul dengan orang yang kriminal.

Bentukan yang halus (bukan ajakan berprilaku kriminal) pun bisa berdampak sama dahsyatnya. Bentukan interaksinya itu bisa berupa curhat-curhatan. Sebuah curhatan tentang persoalan asmara misalnya, tak menutup kemungkinan untuk mendorong orang yang dianggapnya sahabatnya itu terdorong untuk melakukan hal yang sama (berasmara-asmaraan). Atau persoalan lainnya bisa tentang gadget terbaru yang baru keluar atau gosip terhangat orang terdekat. Hal -hal macam itu sangat halus halus tetapi jangan ragukan efeknya dalam "memalingkan" ulat untuk menjadi kupu-kupu. Orang yang menganggap dirinya sahabatnya itu tidak memikirkan apa hal itu akan berakibat buruk bagi 'orang orang yang dianggapnya sahabat' atau tidak. Sepertinya ia tidak peduli. Apa itu namanya sehabat?

Biar terasa lebih sederhana perbincangan ini, pernyataan diatas itu dapat diganti dengan pernyataan "apakah orang terdekat kita itu setan atau bukan, mengingat setan itu terdiri dari jin dan manusia". Kita jangan sampai salah pilih bersahabat dengan manusia yang hanya bisa menjerumuskan kita (setan). Apa kita akan tetap berpikir bahwa sahabat itu (baik itu dengan setan maupun dengan sahabat yang sejati) terbentuk dengan alami (begitu saja)? Tak masalah kita berpikir apa, yang pasti yang namanya setan akan terus "menggoda dan merayu" agar menjadi sahabatnya. Bila kita bersikap pasif (menyerahkan apa yang terjadi pada alam), kita menjadi mangsa mudahnya dan bisa jadi kita sedang berada dalam pengaruhnya sekarang.

Sulit melihat secara kasat mata mana sahabat sejati yang menjadikan kita pribadi yang lebih indah dan mana setan yang hanya menjerumuskan kita ke dalam keterpurukkan. Yang bisa kita lakukan adalah dengan memutuskan diri ini benar-benar menjadi sahabat yang sebenarnya bukan setan yang menyesatkan. Lalu membiarkan persahabatan itu terbentuk secara alamiah tanpa lengah terhadap rayuan setan. Hanya pada Yang Maha Kuasa kita berlindung dari godaan setan yang terkutuk.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More